SATELITNEWS.COM, JAKARTA— Kaesang Pangarep meraih elektabilitas tertinggi dalam survei “Siapa Kuat di Jawa Tengah?” lembaga Indikator Politik Indonesia terkait peta elektoral jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024.
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu menempati peringkat pertama dalam simulasi 10 dan 20 nama. Untuk simulasi 20 nama, Kaesang mendapatkan elektabilitas 17,7 persen, disusul Luthfi dengan 15,6 persen.
Dalam simulasi 10 nama dengan pertanyaan,”seandainya pemilihan langsung gubernur Jawa Tengah dilaksanakan sekarang, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih di antara nama berikut-berikut ini..”, Kaesang memeroleh elektabilitas 22,8 persen dengan margin of error lebih kurang 3,5 persen.
Irjen (Pol) Ahmad Lutfhi yang saat ini menjabat Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah menempati urutan kedua dengan elektabilitas 18,7 persen. Urutan ketiga Taj Yasin Maimoen dengan 12,7 persen. Urutan keempat dan kelima masing-masing Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 9,1 persen dan Dico Ganinduto 6,5 persen.
Kaesang juga selalu unggul dalam simulasi 10, 8, dan 6 nama. Begitu pun Ahmad Luthfi selalu menempel di posisi kedua. “Dalam simulasi ini, Kaesang berada di peringkat pertama tapi dalam selisih margin of error. Jadi kita tidak tahu sebenarnya mana yang unggul Kaesang atau Lutfi,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat memaparkan hasil survei, Minggu (7/7/2024).
Survei dilakukan secara tatap muka pada 10-17 Juni 2024. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling dengan 800 responden usia 17 tahun atau lebih atau sudah menikah. Margin of error lebih kurang 3,5 persen.
Dalam simulasi top of mind, Ahmad Lutfhi menempati urutan pertama. Sementara Kaesang harus puas di urutan kelima.
Simulasi top of mind dilakukan dengan cara bertanya kepada responden secara acak tanpa memberikan pilihan jawaban apapun. “Jadi terserah mereka menjawab siapa. Menjawab dirinya sendiri juga boleh kalau dianggap layak sebagai calon gubernur jawa tengah,” ujar Burhanuddin.
Ahmad Lutfhi menempati peringkat teratas dengan paling banyak disebut, yakni 8,6 persen. Urutan kedua adalah Dico Ganinduto dengan 4,6 persen. Ketiga dan keempat Taj Yasin Maimoen 4,3 persen dan Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 4,1 persen. Kaesang ditempat kelima dengan 4,0 persen.
“Jadi kita tidak bisa simpulkan antara peringkat pertama sampai kelima karena selisihnya dalam margin of error 3,5 persen plus minus,” ujar dia.
Dari hasil survei ini, Burhanuddin mengatakan, mayoritas dari responden warga Jawa Tengah belum memiliki calon gubernur favorit atau yang benar-benar dijagokan dalam pilkada mendatang.
“Overall bisa simpulkan bahwa mayoritas atau lebih dari 2/3 warga Jateng itu belum punya calon gubernur favorit di kepala mereka. Jadi, pemilih strong voter masih di bawah 10 persen,” kata dia. “Meskipun Kaesang sementara unggul, tapi kalau dia maju itu bukan jaminan dia akan menang mudah karena rival yang lain kemungkinan besar bisa menyalip dengan modal besar menaikkan popularitas,” imbuhnya.
Dari sisi partai politik (parpol) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP masih mendominasi di Jawa Tengah. PDIP mendapatkan dukungan 35,5 persen. Unggul jauh dari partai-partai politik lain di bawahnya.
“Jawa Tengah memang masih menjadi basis PDIP,” kata peneliti utama Indikator Politik Indonesia, Rizka Halida. Namun, ia mengatakan dominasi PDIP di Jawa Tengah ini belum dapat dipastikan apakah berpengaruh terhadap elektabilitas calon gubernur yang diusung partai banteng tersebut.
Di bawah PDIP, ada Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB. Selisih perolehan suara kedua partai ini tak jauh berbeda. Gerindra mendapatkan 14,5 persen, sedangkan PKB mendapat 13,7 persen.
Partai lain tercatat hanya mendapatkan perolehan suara di bawah 10 persen. Misalnya Partai Golkar dengan 7,2 persen, Partai Keadilan Sejahtera 5,4 persen dan Partai Demokrat 4,9 persen. (bbs/san)
Diskusi tentang ini post