SATELITNEWS.COM, SERANG – Sejumlah kios pengecer pupuk bersubsidi di Provinsi Banten, diketahui menjalankan penjualannya dengan mekanisme pre-order atau menjual manakala ketika ada pesanan saja. Hal itulah, yang kemudian menyebabkan pupuk bersubsidi dianggap susah dan langka.
Padahal, faktanya pupuk itu tersedia penuh di 19 gudang-gudang distributor yang ada. Namun karena belum dibeli oleh pengecer di tingkat kios-kios, akhirnya proses pendistribusian itu menjadi terganggu.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Banten, Babar Suharso mengatakan, atas kondisi itu pihaknya akan melakukan evaluasi berkenaan dengan keberlanjutan penyaluran pupuk subsidi melalui kios-kios pengecer yang ‘bermasalah’ itu.
“Besok (hari ini,red), akan kita lakukan evaluasi. Kita petakan dulu datanya dari masing-masing Kabupaten dan Kota, baru kemudian kita lakukan evaluasi. Jangan sampai karena persoalan ini, proses distribusi pupuk subsidi menjadi terhambat,” ujarnya, Senin (8/7/2024).
Dikatakan Babar, para kios pengecer itu diketahui baru akan mengambil pupuk di gudang distributor manakala ada order dari petani.
Selebihnya, mereka membiarkan kios-kios itu kosong. Padahal pupuk subsidi itu seharusnya tetap ready di tingkat pengecer, sehingga kapanpun petani membutuhkan selalu tersedia.
“Kalau metodenya mereka baru membeli ketika ada pesanan atau sesmacam pre-order, ya tidak bisa begitu mekanismenya, pupuk harus terus tersedia selama pasokannya baik,” jelasnya.
Kemudian, lanjutnya, setiap kios pengecer sudah mempunyai data para petani yang berhak menerimanya, by name by address.
Sasaran distribusinya sudah ada, tinggal para petani melakukan penebusan dengan penunjukkan KTP.
“Di luar data itu, pengecer tidak diperbolehkan menjual,” imbuhnya.
Sebagai catatan, Provinsi Banten pada tahun 2024 ini mendapatkan kuota pupuk bersubsidi mencapai cukup banyak, bahkan jika dibandingkan dari tahun lalu, mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Untuk pupuk urea, semula 51.788 ton menjadi 88.520 ton dan untuk pupuk NPK dari 35.603 ton sekarang menjadi 76.113 ton, ditambah lagi dengan pupuk organik 17.333.
“Ini tinggi sekali kenaikannya. Tidak sampai di situ, di tahun 2024 ini pemerintah juga membuka ruang untuk dilakukan penambahan data penerima pupuk bersubsidi. Kita evaluasi di lapangan ada berapa petani yang belum masuk Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Sekarang mudah sekali dengan membuka portal yang bisa dilakukan setiap 4 bulan sekali,” kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten Agus M Tauchid.
Kemudian, lanjut Agus, dari jumlah itu yang cukup menarik serapan pupuk bersubsidi dari bulan Januari-Juni 2024 itu baru mencapai sekitar 44 persen dari total petani kita yang terdaftar sekitar 316.565 petani.
“Atau baru sekitar 137.732 petani yang melakukan serapan, sedangkan yang belum mencapai 178.833,” ujarnya. (luthfi)
Diskusi tentang ini post