SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG – Ketimpangan sosial masih terjadi di Kabupaten Pandeglang. Salah satunya, menimpa seorang anak yatim bernama Mutmainah (10), warga Kampung Belengbeng, Desa Kutakarang, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Pandeglang.
Siswi kelas lima Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kutakarang 2 ini, terpaksa menjadi buruh atau kuli pengering padi untuk mendapatkan uang, dan membiayai kebutuhan sekolah serta keluarganya.
Anak keempat dari lima bersaudara ini, terpaksa menjadi buruh kasar diusianya yang masih muda belia, karena faktor ekonomi. Kegiatan itu dia lakukan, setelah ayahnya meninggal dunia setahun lalu karena mengidap penyakit kangker. Sedangkan ibunya, hanya bekerja sebagai buruh tani.
Saat ini, Mutmainah tinggal di rumah semi permanen bersama ibu dan adiknya. Sedangkan kakak kandungnya, ada yang sudah berumah tangga, mondok di pondok pesantren, dan bekerja di Jakarta.
Mutmainah mengaku, menjadi kuli mengeringkan padi biasa dilakukannya setelah pulang sekolah atau dihari libur. Dalam satu hari, dirinya biasa mendapatkan imbalan atas pekerjaannya sebesar Rp10 ribu. Uang itu dia gunakan untuk keperluan sekolah dan mencukupi kebutuhan sehari-hari.
“Kan biasanya ibu bantu panen padi di sawah orang, terus pulang sekolah saya nyusul ibu ke sawah untuk bantu menjemur padi, kalau jemur padi biasa dikasih upah Rp10 ribu, uangnya dikasih ke ibu buat tambah uang jajan sekolah dan beli beras,” katanya, Senin (15/7/2024).
Dia mengaku, tidak malu dengan pekerjaan yang dilakukannya itu karena memang demi kepentingan keluarga. Dia juga tidak keberatan apabila waktunya untuk bermain bersama teman-temannya digunakan untuk mencari uang.
“Iya, tidak malu kan demi membantu ibu mencari uang, terus setiap hari juga sekolah, biar bisa jadi dokter. Mudah-mudahan harapannya bisa terwujud,” katanya.
Relawan Rumah Yatim, Eri Priatna mengaku, pihaknya sudah mendatangi kediaman Mutmainah dua pekan lalu dan memberikan bantuan. Meski tidak seberapa, namun diharapkan bisa sedikit membantu meringankan beban.
“Dua Minggu lalu saya sudah ke sana, memberikan santunan dan pakaian seragam Pramuka untuk sekolahnya. Semoga saja bantuan yang diberikan bermanfaat dan bisa membantu meringankan,” katanya.
Lebih lanjut, Eri menyampaikan, pihaknya telah menawarkan kepada Mutmainah untuk tinggal dan bersekolah di Asrama Rumah Yatim. Pihaknya juga sudah melakukan upaya agar bisa membantu perekonomian keluarganya.
“Yang pertama akan kita tawarkan dia untuk sekolah di Rumah Yatim, kalau dia tidak mau sekolah di Rumah Yatim mungkin kita bantu biaya pendidikan tiap bulan. Kemudian biaya hidup keluarganya kita bantu lewat donasi online, kita juga mengajukan untuk perbaikan rumahnya,” imbuhnya. (adib)
Diskusi tentang ini post