SATELITNEWS.ID, CIPONDOH—Aparat Polda Metro Jaya melakukan pra rekonstruksi kasus pembunuhan seorang pria di Duri Kosambi Jakarta Barat dan penyerangan rumah Agrapinus Rumatora alias Nus Kei, Rabu (24/6). Para tersangka memperagakan 43 adegan dalam kasus John Kei.
43 adegan ini dilakukan di lima TKP yang berbeda. Antara lain Kelapa Gading Jakarta Utara, Arsisi Cempaka Putih, Tytyan Bekasi, Duri Kosambi Jakarta Barat dan Green Lake City Kota Tangerang. Kendati pada reka adegan ini, PMJ tak mengadirkan dalang dibalik kasus tersebut, John Kei.
“Hari ini kami sudah menggelar di 5 TKP dengan total 43 adegan. Mereka memiliki peran yang berbeda,” ujar Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus seusai melakukan pra rekonstruksi penyerangan rumah Nus Kei di Green Lake City.
Sejumlah fakta menarik diketahui pada pra rekonstruksi di rumah Nus Kei, Perumahan Green Lake Cluster Australia, Cipondoh, Kota Tangerang. Berdasarkan hasil rekonstruksi, para tersangka ternyata juga mengambil ponsel hingga menabrak sekuriti perumahan.
Rekonstruksi berlangsung di depan gerbang perumahan hingga ke kediaman Nus Kei Nomor 52 Perumahan Green Lake, sekitar pukul 15.30 WIB. Ada sekitar 12 adegan yang diperagakan, mulai masuk perumahan hingga menabrak satpam dengan mobil.
Awal adegan terlihat ada lima mobil yang masuk ke Perumahan Green Lake. Namun hanya tiga mobil yang masuk, sementara dua mobil lainnya stand by mengamati dari luar. Sesampainya di gerbang, salah satu tersangka berinisial GL dengan senjata tajam turun dan mengejar satpam. Di saat itulah GL mengambil HT dan ponsel milik satpam.
Selanjutnya para tersangka yang berada dalam tiga mobil langsung menuju kediaman Nus Kei. Kemudian, terlihat adegan para tersangka masuk dan merusak kaca depan hingga pintu rumah Nus Kei secara membabi buta menggunakan senjata tajam dan barbel.
Saat kejadian, Nus Kei sedang tidak berada di rumah dan para tersangka pun meninggalkan lokasi. Kemudian, sesampai mereka di gerbang keluar, pihak sekuriti sempat menghalangi para tersangka.
Akhirnya terlihat mobil Fortuner hitam menabrak sekuriti dan gerbang perumahan. Selain itu, sebetulnya pada adegan terakhir ini juga ada driver ojol yang tertembak peluru ricochet pada bagian jempol kaki, namun adegan itu tidak ditampilkan dalam rekonstruksi.
“Adegan selanjutnya, korban sekuriti jatuh dan terluka ketika ditabrak oleh para tersangka. Satu adegan tidak kita laksanakan saat melaksanakan penembakan. Korban Ojol yang memang terkena tembakan, ” kata Yusri.
Pada pra rekonstrusi kasus penyerangan, Polisi tak menghadirkan John Kei karena saat kejadian berlangsung sedang berada di Bekasi. “Kalau saat pengrusakan JK tidak ada di lokasi,” ujar Yusri.
Yusri menegaskan motif penyerangan kelompok John Kei kepada Nus Kei adalah karena persoalan tanah di Ambon, Maluku. Konflik bermula ketika John meminta Nus Kei mengurus perkara tanah di Ambon.
Saat itu John masih berada dalam penjara Nusakambangan karena menjalani vonis kasus pembunuhan. Ketika John bebas bersyarat dan menanyakan bagaimana hasil perkara tanah, yang didengarnya Nus sudah menerima uang dari hasil penjualan tanah tersebut.
“Motifnya sudah saya sampaikan kemarin. John Kei ini merasa dikhianati oleh Nus Kei. Merasa dikhianati dengan banyak permasalahan yang ada. Tapi menurut pengakuan Nus Kei, dia belum menerima,” ujarnya.
Uang yang menjadi sumber konflik disebut bernilai 1 miliar rupiah. Uang itu yang diduga belum diberikan Nus kepada John atas perannya menjaga lahan itu.
“Kemarin Pak Nus Kei sudah sempat menyampaikan bahwa (John) tidak sabar atau gimana gitu,” tutur Yusri.
Sebelum melakukan penyerangan, John disebut sudah mengincar Nus Kei yang merupakan pamannya sejak masih menjadi tahanan di Nusakambangan. Rencana penyerangan ini baru dilakukan pada Minggu 21 Juni 2020.
John disebut memotori penyerangan terhadap Nus Kei dengan dibantu 29 anak buahnya. Semua pelaku penganiayaan dan penyerangan sudah ditangkap, kecuali tiga lainnya masih dalam pengejaran polisi.
Hal senada diungkapkan Wakil Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, AKBP Jean Calvin Simanjuntak. Dia menjelaskan para tersangka memang telah terlatih dan sudah diketahui perannya masing-masing saat melancarkan penyerangan tersebut.
“Jadi saat breafing terakhir di Arcici Cempaka Putih, mereka telah berbagi tugas dan berbagi senjata tajam yang digunakan. Dimana satu mobil berisi 6 orang melakukan penyerangan dan pembunuhan di Kosambi,” ujarnya.
Jean mengungkapkan 5 mobil berisikan 25 orang menyerang ke kediaman NK. Dua mobil berperan sebagai penjaga di gerbang perumahan dan 3 mobil lainnya melakukan penyerangan dan pengerusakan di kediaman NK.
“Sebelum terjadinya kejadian penganiayaan yang di Kosambi dan mengakibatkan dua korban, satu meninggal dunia dan satunya luka berat sekitar jam 11 siang,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Nus Kei yang menjadi korban penyerangan tersebut terlihat menyaksikan dengan seksama adegan demi adegan yang diperagakan oleh para pelaku yang merusak kediamannya. (irfan/gatot)
Diskusi tentang ini post