SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG – Guna mengantisipasi dan penanganan cepat pada kebakaran, ratusan warga Jiput, Kabupaten Pandeglang, diberi pemahaman. Tindakan itu dilakukan, agar masyarakat mengetahui cara mengantisipasi dan melakukan penanganan pertama ketika kebakaran terjadi.
Kepala Seksi (Kasi) Pemadaman Kebakaran, Penyelamatan dan Sarana Prasarana Badan Penanggulangan Bencana Darah dan Pemadam Kebakaran (BPBDPK) Kabupaten Pandeglang, Yosep Mardini mengatakan, pemberian pemahaman penanganan kebakaran merupakan salah satu upaya instansinya mencegah kebakaran.
“Ini merupakan salah satu langkah, yang kita ambil untuk mencegah kebakaran. Selain itu, kita juga berikan pemahaman kepada masyarakat, apa saja yang harus dilakukan ketika bencana kebakaran terjadi, jadi supaya mereka tidak terlalu panik,” kata Yosep, Minggu (28/7/2024).
Yosep menerangkan, pihaknya juga menyampaikan kepada masyarakat semua, hal yang bisa menyebabkan kebakaran, seperti karena kosleting listrik, puntung rokok, dan penyebab lainnya. Oleh karena itu, setelah diberikan informasi tersebut, ke depan masyarakat diharapkan bisa lebih waspada.
“Jadi kita sampaikan penyebab kebakaran itu apa saja, kemudian yang harus dilakukan apa saja. Misalnya, ketika membakar sampah jangan ditinggal, sampai api benar-benar padam. Tidak membuang puntung rokok yang masih nyala sembarangan dan lainnya,” tambahnya.
Kepala Bidang (Kabid) Pemadam Kebakaran (Damkar) BPBDPK Kabupaten Pandeglang, Endan Permana mengakui, kasus kebakaran di tahun 2023 lebih banyak dibandingkan tahun 2024 di bulan yang sama. Rata-rata, kebakaran tersebut akibat korsleting listrik.
Sepanjang tahun 2023, telah terjadi 56 kasus kebakaran dengan total kerugian sebesar Rp2,695 Miliar. Jumlah itu jauh lebih sedikit dibandingkan tahun 2022 yang hanya terjadi 20 kasus dengan kerugian sebesar Rp1,5 Miliar.
Selama terjadi kebakaran, lanjutnya, pihaknya kerap mengalami berbagai kendala, mulai dari akses masuk lokasi kejadian yang menyulitkan, hingga keterbatasan armada pemadam kebakaran (Damkar).
“Sementara ini mah kendalanya akses ke lokasi kebakaranya sempit, lokasinya jauh dari jalan utama kebanyakan. Armada juga kita hanya ada tiga, idealnya ada enam armada. Jadi penanganan kebakaran ini belum optimal memang,” ujarnya.
Endan mengatakan, untuk menekan terjadinya kebakaran di Pandeglang, pihaknya baru bisa melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pencegahan dan penanganan kebakaran.
“Kalau penanganan paling kita lakukan sosialisasi saja, ketika terjadi kebakaran tindakan yang dilakukan bagaimana, kemudian mencegahnya bagaimana. Untuk saat ini baru itu yang bisa kita lakukan,” imbuhnya. (adib)
Diskusi tentang ini post