SATELITNEWS.COM, SERANG--Bank Banten dipastikan menjadi salah satu BPD yang memenuhi modal inti minimum sebesar Rp3 triliun sebelum batas akhir yang ditetapkan OJK pada bulan Desember 2024 nanti.
Kepastian itu setelah rencana membentuk Kelompok Usaha Bank (KUB) dengan Bank Jatim sudah memasuki tahap akhir, setelah beberapa hari lalu melakukan penandatanganan MoU.
Komisaris Utama Bank Banten Hoiruddin Hasibuan mengatakan, dalam waktu dekat proses tahapan KUB itu sudah bisa dilaksanakan. Sehingga, pemenuhan modal inti minimum sudah dilaksanakan dengan baik oleh Bank Banten.
“Berdasarkan data OJK, ada 12 BPD yang menjadi catatan karena belum memenuhi modal inti,” katanya di sela-sela HUT Bank Banten ke-8 yang dilaksanakan di kantor pusat, Iconik, Kota Tangerang, Senin (29/7).
Dikatakan Khoirudin, setelah KUB itu selesai terpenuhi, ekspansi bisnis akan semakin mudah dilakukan, terlebih dukungan dari Pemda juga secara bertahap semakin besar dengan mulai menempatkan RKUD-nya di Bank Banten. Sampai saat ini ada empat Pemda yang sudah menyatakan komitmennya menempatkan RKUD di Bank Banten.
“Yang lainnya kita harapkan segera menyusul,” ucapnya.
Pj Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan, dengan adanya KUB ini akan mempercepat peningkatan operasional Bank Banten, khususnya pada keterpenuhan modal inti. Meskipun, KUB ini merupakan bagian dari mitigasi resiko yang dilakukan Pemprov Banten, bukan hal yang utama.
“Karena kalau kita lihat struktur aset yang dimiliki Bank Banten, itu mencapai Rp7 triliun, lebih dari yang disyaratkan OJK. Hanya saja memang ada beberapa hal yang harus diselesaikan sehingga total modal itu menyusut di kisaran Rp3,2 triliun.
“Jadi memang secara modal inti kita sudah memenuhi. Namun untuk lebih memperkuat permodalan Bank Banten, terlebih ada amanat besar bapak Presiden agar jangan sampai ada BPD yang gagal, makanya kita lakukan KUB ini,” jelasnya.
Dengan sudah dilakukannya KUB ini, kedepan Bank Banten harus mulai melakukan ekspansi usahanya. Apalagi potensi di Provinsi Banten ini sangat besar sekali untuk bisa dikembangkan baik dari sisi potensi alamnya, SDM-nya sampai potensi lainnya, termasuk kawasan agro dan kawasan industri baru yang akan dikembangkan.
“Di Banten itu ada sekitar 4.800 badan usaha dan sekitar 17.000 UMKM, dan ini harus bisa digarap oleh Bank Banten dengan permodalan yang cukup kuat itu,” katanya.
Untuk bisa mengoptimalkan itu, Al berharap jajaran direksi dan komisaris bisa memperbanyak karyawan yang turun ke lapangan dibandingkan dengan yang di kantor. Mereka yang turun ke lapangan, akan merektur konsumen-konsumen baru Berdasarkan klasifikasinya masing-masing, sambil mencari potensi baru yang bisa digarap oleh Bank Banten.
“Bank Banten itu harus menjadi juara di daerahnya sendiri. Maka dari itu kita harus bisa gerak cepat,” pungkasnya.
Direktur Utama Bank Banten Muhammad Busthami mengatakan, perjalanan waktu telah mendewasakan Bank Banten. Banyak hantaman badai dan gelombang permasalahan berkepanjangan yang dialami Bank Banten.
Namun, terpaan demi terpaan masalah dan kesulitan tidak membuat Bank Banten putus asa dan menyerah untuk terus tumbuh lebih sehat dan lebih kuat.
Kerja keras pantang menyerah, perlahan telah meningkatkan kinerja usaha Bank Banten, yang merugi sejak tahun 2016. Pada akhir tahun 2023 Bank Banten mampu menorehkan laba sebesar Rp26,59 miliar.
“Tidak sampai di situ, di usia ke-8 tahun ini Bank Banten juga menjelma menjadi Badan usaha Milik Daerah (BUMD) dengan Pemerintah Provinsi Banten sebagai Pemegang Saham Pengendali (PSP),” katanya. (luthfi)
Diskusi tentang ini post