SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG – Viralnya pemberitaan janda miskin, yang tinggal di gubuk reyot bernama Sarkati (77), warga Kampung Mengger, Desa Mandalasari, Kecamatan Kaduhejo, Kabupaten Pandeglang, mendapat perhatian jajaran jaksa dan pegawai Kejaksaan Negeri (Kejari) Pandeglang.
Korps Adhyaksa tersebut, segera memberikan bantuan berupa paket sembako dan bantuan lainnya, sebagai upaya sedikit meringankan beban janda empat anak tersebut.
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Pandeglang, Aco Rahmadi Jaya mengatakan, dirinya mengetahui persoalan tersebut dari pemberitaan di Pandeglang.
Kemudian, pihaknya berinisiatif memberikan bantuan kepada nenek Sarkati, untuk mencukupi kebutuhan hidupnya selama beberapa hari ke depan.
“Bantuan itu, kita berikan langsung kepada nenek Sarkati melalui bidang Intelejen. Kita berikan bantuan sembako, semoga bisa membantu dan mencukupi kebutuhannya selama beberapa hari, semoga bantuan ini bisa bermanfaat,” kata Aco, Rabu (14/8/2024).
Aco menerangkan, bantuan sembako yang diberikan itu berupa mie instan, beras, telur dan kebutuhan lainnya. Dia berharap, persoalan tersebut bisa segera mendapatkan perhatian Pemkab Pandeglang.
“Paket sembakonya ini ada beras, telur, mie instan, minyak, gula, teh celup. Selain itu, kita juga memberikan perlengkapan untuk tidur seperti, selimut supaya nenek lebih nyaman tidurnya,” ujarnya.
Ketua RT 001 RW 003, Kampung Mengger, Dwipa Suryana (38), mengucapkan terima kasih atas bantuan kepada warga kurang mampu tersebut. Pihaknya, kata dia, akan berupaya agar warga kurang mampu tersebut bisa mendapatkan perhatian dari Pemkab Pandeglang.
“Saya ucapkan banyak terimakasih kepada Kejaksaan Negeri Pandeglang, atas bantuan yang telah diberikan kepada warga kami yang kebetulan kurang mampu. Kita juga akan terus sampaikan, supaya bisa dapat bantuan lain dari pemerintah,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang janda bernama Sarkati (77), warga Kampung Mengger, Desa Mandalasari, Kecamatan Kaduhejo, butuh perhatian. Selain hidup sebatang kara, Sarkati juga berasal dari masyarakat miskin yang tinggal di gubuk reyot.
Sarkati mengaku, selama ini dirinya tidak memiliki lahan dan hanya menempati tanah milik mantan kepala desa (kades) setempat. Gubuk reyot yang ditinggalinya selama sembilan tahun itu tidak bisa diperbaiki karena tidak memiliki cukup uang.
“Sudah lama, tapi ini tanahnya milik mantan Kades, saya hanya numpang tinggal disini. Mau bikin rumah dimana, jangankan tanah, uang aja cuman cukup untuk kebutuhan sehari-sehari dan enggak banyak,” katanya, Senin (12/8/2024).
Suhari (29), warga setempat mengatakan, selama ini Sarkati hanya tinggal sendiri dan tidak ikut dengan anaknya. Oleh karena, keempat anaknya sudah berumah tangga dan tinggal masing-masing, walaupun lokasinya tidak terlalu jauh dengan Sarkati.
“Ibu Sarkati sebetulnya punya anak empat. Ibu ini sehari-hari tinggal sendiri, tinggal di sekitar sini ada, terus di Kadumadang dan di Cipuringin. Ya enggak tahu juga kenapa enggak ikut bersama anaknya,” katanya.
Dia mengatakan, beberapa waktu lalu Sarkati sempat dibawa oleh anaknya untuk tinggal bersama. Akan tetapi, hal itu hanya terjadi beberapa bulan saja karena Sarkati ingin kembali dan menempati gubuk reyot yang sekarang ditinggalinya.
“Kalau untuk makan, biasanya anaknya nganterin kesini, rutin setiap hari biasanya kesini. Dulu juga sempat diajak tinggal sama anaknya, setelah beberapa bulan kemudian nenek Sarkati kembali lagi ke sini,” imbuhnya. (adib)
Diskusi tentang ini post