SATELITNEWS.COM, SERANG—Pemilihan gubernur (pilgub) Banten 2024 kemungkinan hanya diikuti satu pasangan calon kian terbuka. Itu seiring dengan dukungan yang diberikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk pasangan Andra Soni-Dimyati Natakusumah.
Meski Partai Golkar dan PDIP santer akan berkoalisi mengusung pasangan Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi, namun beberapa pengamat politik menilai duet itu diprediksi tak terealisasi jika melihat kondisi internal DPP Golkar yang saat ini tengah konsentrasi mencari ketua umum baru pasca mundurnya Airlangga Hartarto.
Dukungan untuk pasangan Andra-Dimyati terkuak saat PKB menggelar acara penyerahan dukungan PKB kepada para calon kepala daerah di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat, Minggu (18/8). Lima kota dan kabupaten di Banten yang menggelar pilkada mendapat rekomendasi dari PKB.
“Tapi untuk Pilgub diserahkan tanggal 20 Agustus besok (hari ini). Hari ini (kemarin) baru lima calon kepala daerah di Banten,” kata Sekretaris DPW PKB Banten, Umar bin Barmawi kepada wartawan, kemarin.
Menurut Umar, penyerahan untuk Andra-Dimyati bakal berlangsung di DPP PKB oleh Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar. Selain menerima rekomendasi, Andra-Dimyati juga bakal menerima berkas model B persetujuan parpol KWK untuk mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Mereka sudah siap mendaftar ke KPU, berkas BP2KWK juga akan diserahkan di tanggal itu,” ujar dia.
Ketua DPW PKB Banten Ahmad Fauzi membenarkan rekomendasi untuk bakal calon gubernur dan wakil gubernur dilakukan bertahap. “Penyerahan rekomendasi bertahap, karena se-Indonesia enggak bisa sekaligus. Hari ini (kemarin,red) baru beberapa kabupaten/kota. Untuk Balon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten, Insya Allah segera. Saya masih menunggu arahan DPP,” ujar Fauzi saat dihubungi Satelit News, kemarin.
“Saya memang mendampingi Ketua Umum hari ini. Mohon bersabar,” sambung Fauzi.
Sementara itu, pengamat politik dari Jaringan Demokrasi Indonesia Saeful Bahri mengatakan, bergabungnya PKB ke Koalisi Banten Maju (KBM) semakin memperkuat jika potensi Pilgub Banten 2024 hanya diikuti oleh satu pasang calon alias menghadapi kotak kosong.
“Karena Partai Golkar yang digadang-gadang akan berkoalisi dengan PDIP juga terancam tidak mendapat restu dari DPP. Apalagi setelah Munaslub tanggal 20 nanti, yang terpilih sebagai Ketua Umum Golkar, Bahlil. Itu akan memperkuat jika Golkar akan satu gerbong dengan koalisi Gerindra pada perhelatan seluruh pilkada di daerah,” kata Saeful, kemarin.
PKB sendiri, lanjut Saeful, saat ini sudah masuk pada koalisinya partai Gerindra, atau masuk pada KIM plus. Konsekuensinya di beberapa daerah ia harus masuk pada gerbong yang dibawa oleh KIM plus itu.
“Misalnya di Pilkada DKI Jakarta, PKB yang semula gencar mendukung Anies, kini malah berbalik arah ke Ridwan Kamil. Di beberapa wilayah strategis lainnya, pola begitu pasti akan terjadi,” ujarnya.
Senada, akademisi Universitas Mathlaul Anwar (UNMA) Banten, Said Arian mengatakan, dengan mundurnya Airlangga Hartarto dari kursi ketum Golkar menjadi ancaman bagi Airin. Karena, Golkar bisa saja mengusung calon lain atau bergabung dengan KBM.
“Indikatornya, Airin sampai sekarang belum secara tegas mendeklarasikan diri. Sehingga, ada potensi Andra-Dimyati melawan kotak kosong,” kata Said, kemarin.
Meskipun secara demokratis ini tidak baik, jelas Said, namun dinamika ini, ekses kondisi nasional ditarik ke daerah. Kalaupun Airin masih mau diusung Golkar, perlu melakukan manuver yang lebih.
“Sampai saat ini, PDIP masih menunggu dan berharap berpasangan dengan Airin. Popularitas Airin masih unggul, oleh karenanya itu salah satu indikator yang harus diperhatikan Golkar. Kalau ada kotak kosong, dimungkinkan tingkat partisipasi pemilih menurun. Karena kunci di Pilkada ini, masyarakat butuh figur, bukan lebih melihat kepada koalisi gemuk atau kurus. Oleh karenanya, masyarakat tidak tertarik dengan kotak kosong,” jelasnya.
Meski PKB untuk sementara waktu “berpisah jalan” dengan Golkar di pilgub Banten, namun partai tersebut berkoalisi dengan partai berlambang pohon beringin di sejumlah pilkada tingkat kabupaten/kota.
Salah satunya diperlihatkan dengan dukungan PKB kepada Andika Hazrumy-Nanang Supriatna yang akan mengikuti Pilkada Kabupaten Serang.
“Alhamdulillah kami berdua tadi baru saja menerima rekomendasi dari DPP PKB. Tentu ini menambah optimisme kami dalam perhelatan Pilkada Kabupaten Serang 2024,” kata Andika yang didampingi Nanang, seusai acara penyerahan surat rekomendasi pilkada DPP PKB kepada sejumlah pasangan calon di Indonesia itu.
Surat rekomendasi yang diserahkan adalah dokumen model B persetujuan parpol KWK atau dokumen yang akan dilampirkan kepada KPU setempat sebagai bukti sah dukungan parpol kepada pasangan calon. Dengan telah dikantonginya dukungan dari PKB ini, pasangan Andika-Anang yang sebelumnya sudah mendapat dukungan dari Golkar dan Demokrat dipastikan lolos syarat dukungan parpol untuk dapat mendaftar sebagai pasangan calon di KPU Kabupaten Serang.
Diketahui, syarat dukungan parpol bagi pasangan calon di pilkada adalah 20 persen jumlah kursi di DPRD. Dengan jumlah kursi DPRD sebanyak 50 kursi, maka syarat minimal yang dibutuhkan pasangan calon adalah 10 kursi.
Andika sendiri sebagai bakal calon dari Golkar sebetulnya sudah bisa melenggang sendiri tanpa koalisi dengan parpol lainnya. Pasalnya Golkar sendiri memiliki 11 kursi di DPRD Kabupaten Serang hasil Pemiliihan Legislatif (Pileg) di Pemilu 2024 lalu.
“Tapi sejak awal kami memang mempunyai misi ingin dapat
bersama-sama dengan semua kekuatan politik yang ada di Kabupaten Serang. Partai (Golkar) menugaskan saya seperti itu,” kata Andika. (lutfi/sidik/mardiana/gatot/dm)
Diskusi tentang ini post