SATELITNEWS.COM, LEBAK –Sebanyak 70 desa yang tersebar di 20 kecamatan Kabupaten Lebak mulai mengalami kesulitan air bersih. Kondisi itu telah terjadi sejak sebulan belakangan sebagai imbas musim kemarau.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat pun turun tangan dengan mendistribusikan air ke wilayah terdampak.
Hingga kini, BPBD sudah menerima belasan surat permohonan bantuan air bersih dari beberapa kecamatan.
“Ya, hasil pemetaan memang ada 70 desa dari 20 kecamatan di Lebak masuk kategori sulit air bersih. Yang mengusulkan (bantuan air bersih-red) sudah ada 12 desa dari empat kecamatan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Febby Rizki Pratama kepada SatelitNews.Com saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (22/8/2024).
Namun begitu, BPBD harus selektif dalam mendistribusikan air bersih kepada wilayah yang mengusulkan dengan terlebih dahulu melakukan survei.
Jika kemudian kondisinya diketahui darurat serta sama sekali tak ada sumber air, maka barulah dilakukan pendistribusian.
“Yang sudah mengusulkan air bersih 12 desa dari 4 kecamatan, seperti Cimarga, Sajra, Wanasalam, Leuwidamar. Yang sudah kita bantu baru 4 desa. Informasi dari relawan, sumber air masih ada namun belum parah. Jadi yang kita realisasikan yang urgent,” tutur Febby.
“Usulan yang kita terima itu dari desa, kita survei jika layak, kita kirim (air bersih). Itu mekanismenya, namun demikian kita terus lakukan koordinasi dengan relawan maupun dengan pemerintah desa,” lanjutnya.
Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimayologi dan Geofisika (BMKG), ujarnya musim kemarau dimulai sejak Juli dan puncaknya kemungkinan terjadi pada Agustus-September. Sementara musim panca roba akan kemungkinan bakal melanda pada Oktober-November.
Febby yang tak menyebut sudah berapa jumlah air yang didistribusikan, mengatakan, kondisi saat ini diprediksi akan berbeda jauh dengan tahun sebelumnya.
“Tahun sebelumnya sangat parah, ribuan kali operasi air bersih dilakukan, sampai 3 bulan. Namun di tahun ini diperkirakan tidak separah dengan tahun sebelumnya,” katanya.
Dikatakannya, seharusnya kekeringan tidak cocok di Jawa temasuk di Kabupaten Lebak, karena sudah ada perusahan air minum. Selain itu, intervensi terhadap sumur bor dalam oleh desa itu bisa dilakukan. “Namun hal itu belum,” impal Febby saat disinggung langkah-langkah dalam mengatasi kekeringan di Lebak.
“Kita juga sudah mengusulkan ke PUPR Banten soal sumur bor, ya mudah-mudahan ada realisasinya. Lebak, masuk kategori rawan kekeringan hingga sulit air bersih,” tandasnya.(mulyana)
Diskusi tentang ini post