SATELITNEWS.COM, TANGSEL–Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengklaim terus melakukan berbagai upaya dalam menekan kasus stunting di wilayahnya. Salah satunya dengan pemberian makan tambahan (PMT) bergizi kepada ibu hamil dan anak.
Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie menyampaikan bahwa saat ini kasus stunting di kota berjuluk anggrek terdapat 9,2 persen kasus. Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya melakukan gerakan dengan melibatkan organisasi profesi untuk mengatasi hal tersebut.
“Antara lain adalah pemeriksaan secara rutin seperti ini. 9,2 persen stunting ini walaupun terendah se-provinsi Banten tapi harapan saya bisa terus diperbaiki angkanya. Bahkan saya berharap di ujung tahun 2045 itu bisa sampai 2,4 persen ya tapi turunnya tidak bisa drastis tapi harus bertahap,” ujarnya seusai menghadiri Gebyar Gerakan Cegah Stunting, di Aula Blandongan Puspemkot Tangsel, Jumat (23/8/2024).
Benyamin menyampaikan, dirinya berharap agar para ibu hamil dapat memeriksakan perkembangan jauh hatinya ke fasilitas kesehatan yang ada di Tangsel secara intens. Setidaknya, selama masa kehamilan sebanyak enam kali menjelang kelahiran.
“Di puskesmas tersedia, kalau umpama pemeriksaan kesehatannya berupa tensi dan sebagainya, itu di posyandu juga sudah kita lakukan. Ini dilakukan pemeriksaan kesehatannya untuk ibu hamil itu dilakukan pemeriksaan USG kemudian juga untuk anak-anak dilakukan pemeriksaan tinggi badan, berat badan untuk mengukur seberapa jauh mereka stunting atau tidak,” ungkapnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar mencatat berdasarkan data elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat, dari 121.965 balita ada 890 anak mengalami stunting.
“Saat ini dari 121.965 balita, itu kurang lebih hanya 0,7 persennya saja yang stunting. Jadi kurang lebih hanya 890-an lah dari 121 ribu. Jadi dengan data EPPGBM yang 0,7 persen itu, mudah2an di SSGI itu nanti akan hasilnya linear sehingga angka 9,2 itu bisa ikut turun,” kata Allin.
Terakhir, ia menambahkan untuk menyiasati penurunan stunting menyiagakan pos gizi di setiap kelurahan. Bahkan, untuk pembiayaannya sudah dianggarkan.
“Stunting ini kita harus kita sadari betul kekurangan gizi kronis, kekurangan disebabkan oleh multifaktor, jadi ya memang kita harus melakukan intervensinya pun multisektor, multidisiplin,” pungkasnya. (eko)
Diskusi tentang ini post