Di Lokasi Terdampak Bencana
satelitnews.com, LEBAKGEDONG—Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Istilah itu mungkin tepat disempatkan kepada nasib warga yang terdampak bencana banjir bandang dan longsor di Lebak. Sebab pasca terjadinya bencana tersebut harga gas elpiji 3 Kilogram mengalami kenaikan harga fantastis. Tidak tanggung-tanggung harganya kini mencapai Rp 100 ribu/tabung.
Seorang relawan kelompok kerja (Pokja) Relawan Banten, Eggi Ramadhan meminta Pemkab Lebak memprioritaskan pasokan gas 3 Kilogram di daerah terdampak bencana. Sebab, akibat minimnya pasokan, harga gas yang menyerupai buah melon itu melambung tinggi. “Melonjaknya harga gas, salah satunya terjadi di Desa Lebak Situ, Kecamatan Lebak Gedong. Harganya, naik hingga Rp 100 ribu per tabung,” ujar Eggi Ramadhan, kemarin.
Menurut Egi, kelangkaan pasokan gas menjadi salah satu penyebab mahalnya harga di lapangan. Apalagi, di daerah terdampak bencana akses jalan sangat sulit. Kondisi ini harus menjadi perhatian pemerintah, karena gas merupakan salah satu kebutuhan warga yang diperlukan saat ini. “Untuk memasak keperluan sehari-hari akan sulit jika tak ada gas,” jelasnya.
Namun demikian, harga Rp 100 ribu bukan tanpa alasan. Pasalnya distribusi gas harus melewati daerah perbukitan yang terjal. Apalagi, kondisi jalan Desa Lebak Situ yang sangat mengerikan penuh lumpur dengan kontur jalannya yang curam.“Kami berharap, pemerintah bisa secepatnya mengatasi kesulitan yang dialami warga, khususnya bahan bakar,” ujarnya.
Selain itu, pasca bencana sejumlah barang maupun bahan pokok mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Namun, kenaikan harga yang paling dirasakan yaitu gas.”Sejumlah kenutuhan pokok juga mengalami kenaikan, tapi yang sangat dirasakan dampaknya itu oleh warga tabung gas elpiji saja,”katanya.
Menanganggapi hal tersebut, Kepala bidang Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Diseprindag) Lebak, Agus Reza memastikan jika pasokan gas ke daerah bencana tercukupi. Namun, ia mengakui untuk proses distribusi gas ke setiap titik memang sulit, sehingga bisa saja hingga ke tingkat pengecer harga gas naik.”Justru kita akan survei langsung ke lapangan mengenai kenaikan harga di tingkat pengecer. Kita juga akan berkoordinasi dengan Hiswana Migas,” ujarnya.
Agus Reza menjelaskan, pemerintah tidak bisa intervensi terhadap kenaikan harga maupun yang lainnya berkaitan dengan gas elpiji di kalangan pengecer. Sebab, selama ini regulasi pengawasan itu hanya sampai di kalangan agen.”Kita hanya bisa melakukan pengawasan di kalangam agen, selanjutnya ke pengecer itu tidak ada regulasi. Tapi kita akan coba koordinasi dengan para pengecer agar tidak terlalu membebani masyarakat,” tandasnya.(mulyana/made)
Diskusi tentang ini post