SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Agoraphobia merupakan salah satu jenis gangguan kecemasan. Kondisi ini dapat memicu ketakutan yang intens. Seperti apa?
Gangguan agoraphobia menimbulkan perasaan ketakutan dan khawatir yang berlebih ketika berada di tempat yang membuat pengidapnya merasa sulit untuk pergi. Atau bisa juga pengidapnya mendadak cemas karena merasa tidak dapat meminta pertolongan dari siapapun.
Biasanya pengidap agoraphobia akan merasa panik dan cemas saat berada dalam perjalanan, di transportasi umum, di tempat tertutup (seperti mengunjungi pusat perbelanjaan dan bioskop), tempat terbuka (misalnya, jembatan dan area parkir yang luas), di tempat keramaian, berada pada antrean, atau meninggalkan rumah sendirian.
Dengan alasan ini, pengidap biasanya menghindari berada pada tempat atau kondisi tersebut dan sering kali menjadi alasan yang menghambat kehidupan sosial dan pekerjaan.
Penyebab pasti dari agoraphobia hingga kini belum ada yang tahu secara pasti. Namun, para ahli menduga ini terkait dengan adanya riwayat gangguan panik, gangguan cemas yang disertai panik, dan berada pada situasi tertentu yang dapat memicu ketakutan yang berlebih.
Gangguan panik sendiri kemungkinan terkait dengan riwayat dalam keluarga dan adanya kejadian traumatik atau stressor sebelumnya.
Faktor Pemicu
Berikut adalah beberapa faktor yang berisiko sebabkan agoraphobia:
– Wanita lebih sering mengidap agoraphobia dibandingkan laki-laki.
– Berada pada rentang usia 25-30 tahun.
– Memiliki riwayat gangguan psikiatrik lainnya, seperti gangguan panik, gangguan kecemasan sosial, fobia lainnya, gangguan kecemasan umum, dan gangguan penggunaan zat.
– Menanggapi serangan panik dengan terlalu banyak ketakutan dan penghindaran.
– Mengalami peristiwa kehidupan yang penuh tekanan, seperti pelecehan, kematian orang tua, atau penyerangan.
– Memiliki kepribadian cemas atau gugup.
– Memiliki kerabat sedarah dengan agoraphobia.
Gejala Agoraphobia
Gejala yang terjadi pada pengidap agoraphobia antara lain:
Detak jantung yang cepat, Napas yang cepat, Merasa panas dan berkeringat atau merasa dingin, Merasa sakit (tidak enak badan), Mual atau diare, Nyeri dada, Gangguan menelan, Takut akan mati.
Secara luas, gejala agoraphobia terklasifikasi menjadi 3 jenis:
1. Gejala fisik
Gejala fisik agoraphobia biasanya hanya terjadi saat pengidap berada dalam situasi atau lingkungan yang menyebabkan kecemasan. Namun, banyak pengidap agoraphobia yang jarang mengalami gejala fisik karena secara menghindari situasi yang membuatnya cemas.
Sebenarnya, gejala fisik agoraphobia mirip dengan serangan panik, yaitu berupa: Detak jantung cepat, Pernapasan cepat (hiperventilasi), Merasa panas dan berkeringat, Merasa sakit, Nyeri dada, Kesulitan menelan, Diare, Gemetaran, Pusing, Telinga berdenging (tinnitus), Merasa lemah.
2. Gejala kognitif
Gejala kognitif agoraphobia yaitu perasaan atau pikiran yang didapat, tapi tidak selalu terkait dengan gejala fisik. Gejala kognitif agoraphobia mungkin termasuk ketakutan bahwa:
– Serangan panik akan membuat seseorang terlihat bodoh atau merasa malu di depan orang lain. Serangan panik akan mengancam jiwa, misalnya, mungkin khawatir jantung akan berhenti atau tidak dapat bernapas. Tidak akan bisa melarikan diri dari suatu tempat atau situasi jika mengalami serangan panik.
Selain itu: Takut kehilangan kewarasan, Merasa takut kehilangan kendali di depan umum, Gemetar atau tersipu di depan orang, Takut seseorang mungkin menatap kita.
3. Gejala psikologis
Selain itu, ada juga gejala psikologis yang tidak berhubungan dengan serangan panik, seperti: Merasa tidak akan bisa berfungsi atau bertahan hidup tanpa bantuan orang lain, Rasa takut ditinggal sendirian di rumah, Perasaan umum kecemasan atau ketakutan.
Gejala agoraphobia yang berkaitan dengan perilaku meliputi:
– Menghindari situasi yang dapat menyebabkan serangan panik, seperti tempat keramaian, angkutan umum, dan antrean.
– Berada di rumah, tidak bisa meninggalkan rumah untuk waktu yang lama.
– Perlu bersama seseorang yang kamu percayai saat pergi ke mana pun.
– Menghindari jauh dari rumah.
– Beberapa orang mampu memaksakan diri untuk menghadapi situasi yang tidak nyaman, tapi merasa sangat takut dan cemas saat melakukannya. (jpg)
Diskusi tentang ini post