SATELITNEWS.COM, SERANG—Dampak kemarau panjang mulai terasa di Provinsi Banten. Berdasarkan catatan BPBD Provinsi Banten, sudah tiga daerah yang mengalami krisis air bersih yakni Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang dan Kota Serang.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Banten Nana Suryana mengatakan pihaknya dibantu dengan BPBD kabupaten/ kota dan organisasi lain seperti Palang Merah Indonesia (PMI) sudah mulai mendistribusikan air bersih ke tiga kabupaten/ kota tersebut. Untuk di Kabupaten Pandeglang saat ini ada 17 kecamatan yang dilanda krisis air, yakni Kecamatan Picung, Sindangresmi, Panimbang, Sobang, Patia, Sukaresmi, Cibaliung, Sumur, Cibitung, Cigeulis, Angsana, Pagelaran, Labuan, Carita, Munjul, Cikeusik, dan Kecamatan Cimanggu.
Untuk di Kota Serang, kecamatan yang mengalami krisis air bersih adalah Kecamatan Kasemen. Di kecamatan ini, ada dua keluarahan yang mengalami krisis air bersih, yaitu Kelurahan Banten dan Kelurahan Kasunyatan. Ada ratusan kepala keluarga yang terdampak oleh kekeringan ini dan mengalami krisis air bersih.
Nana mengungkapkan, hingga saat ini BPBD Provinsi Banten bersama dengan BPBD kabupaten/ kota dan organisasi lain sudah berhasil menyalurkan 10 tangki air dengan kapasitas 1 tangki berisi 5000 liter air ke tiga daerah yang mengalami krisis air bersih tersebut. Meski demikian, Nana memperkirakan dampak dari kemarau tahun ini tidak sehebat seperti kemarau pada tahun sebelumnya yang dipicu oleh fenomena El Nino.
“Terbukti di beberapa daerah masih turun hujan meskipun tidak terlalu besar,” katanya, Rabu (4/9).
Nana mengungkapkan, selain ketiga daerah itu, Kabupaten Serang juga sudah mulai menginformasikan akan mengalami krisis air. Salah satu daerah yang kekeringan itu adalah Kecamatan Ciruas, terutama Desa Ranjeng. Di daerah ini, saat hujan akan terjadi banjir karena merupakan daerah cekungan. Sementara ketika kemarau akan mengalami krisis air.
“Di Ciruas itu, terutama Desa Ranjeng itu, kalau hujan dipastikan BCP 2 itu banjir. Kalau kemarau seperti sekarang itu kekeringan,” ujarnya.
Nana meminta kepada masyarakat untuk segera menginformasikan apabila di wilayah mereka mengalami krisis air bersih. Dengan demikian, maka BPBD, baik yang ada di tingkat kabupaten kota maupun Provinsi Banten, bisa segera menyalurkan air bersih ke wilayah-wilayah yang membutuhkan.
Nana mengungkapkan, untuk mitigasi krisis air bersih perlu dilakukan penyambungan pipanisasi yang menyeluruh dari Perusahaan air minum setempat. “Karena jika seluruh KK tersambung dengan itu, bisa dipastikan ketika musim kemarau tiba, potensi krisis air bersih itu bisa diantisipasi,” imbuhnya.
Kepala Pelaksana atau Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kota Serang Diat Hermawan mengatakan, untuk di Kota Serang sendiri titik lokasi yang terjadi krisis air bersih itu terpusat di di Kelurahan Banten dan Kelurahan Kasunyatan, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.
“Kami telah mendistribusikan air bersih untuk korban kekeringan di Kecamatan Kasemen,” katanya.
Ratusan KK itu tersebar di enam lingkungan yang meliputi Lingkungan Karang Mulya RT/RW 005/001, Kelurahan Banten; 30 rumah atau KK di Lingkungan Sukadiri RT/RW 003/006, Kelurahan Kasunyatan; 20 KK di Lingkungan Sukadiri RT/RW 004/006 Kelurahan Kasunyatan; 100 KK di Lingkungan Kebon kelapa 2 RT/02 RW/01 Kelurahan Kasunyatan; 100 KK di Lingkungan Karang Mulya RT/RW 05/01 Kelurahan Banten, dan Lingkungan Baru Bugis RT/RW 003/006, Kelurahan Banten.
“Upaya yang dilakukan kita mendistribusikan air bersih masing-masing 5.000 liter ke lokasi korban kekeringan,” ujar Diat.
Ia menjelaskan, wilayah Kecamatan Kasemen sebagian besar daerah yang rawan bencana kekeringan.
“Setahu saya sebagian masyarakat di lokasi tersebut tidak punya sumur, masih mengandalkan air permukaan kali atau sungai, karena mata airnya payau atau asin,” jelas dia. (luthfi)
Diskusi tentang ini post