SATELITNEWS.COM, LEBAK – Siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Muncang, Kabupaten Lebak, harus berjuang keras dengan menempuh jarak 1,5 kilometer menaiki bukit untuk mendapatkan sinyal agar bisa mengerjakan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) yang diselenggarakan pemerintah pusat. Gambar mereka pun viral.
Hari Laksono, selaku Proktor ANBK SMPN 4 Muncang, saat dihubungi melalui telepon selulernya oleh SatelitNews.Com membenarkan kondisi itu. Dirinya pun mengaku kegiatan tersebut dilakukan di luar sekolah lantaran kesulitan sinyal alias blankspot ketika akan masuk ke aplikasi ANBK.
“(Foto yang beredar) Lagi di bukit. Itu juga belum semua siswa bisa mengerjakan, karena susah sinyal baru 26 dari 40 siswa yang sudah mengerjakan,” kata Hari Laksono, Kamis (5/9/2024). Sebelum di atas bukit, kata Hari, kegiatan ANBK dilakukan dibeberapa tempat baik di dalam kelas, belakang sekolah hingga ke tempat lainnya yang diyakini ada sinyal.
“Pertama dilakukan tiga 30 menit sudah ngelag. Inisiatif cari ke belakang sekolah, sempat nemu dua bar namun gak berlangsung lama. Cari lagi hingga 1,5 kilometer (diatas bukit) bawa 40 siswa, ditengah perjalanan pengerjaan baru 10 siswa selesai, karena komputer kepanasan langsung mati total,” tuturnya. “Jadi hingga kini baru 26 siswa yang baru bisa mengerjakan ANBK,” timpal Hari mengungkapkan anak didiknya yang sudah mengerjakan ANBK.
SMPN 4 Muncang, yang berada di Kampung Palendeng, Desa Sindang Wangi, Kabupaten Lebak, setiap tahun selalu terkendala sinyal. Terlebih ANBK membutuhkan daya besar agar bisa mengaksesnya. Bahkan, kata Hari blankspot kerap terjadi bahkan jauh sebelum dirinya mengajar di sekolah tersebut.
“Jadi selain terkendala sinyal, sarana pendukung seperti laptop dan komputer kuta pinjam. Karena kita belum punya,” katanya. “Karena ini sudah viral, dapat respon dari DPMD Lebak, infonya mereka mau memberikan bantuan namun bantuan bentuknya seperti apa kita tidak tahu,” imbuhnya.
Untuk diketahui, ANBK atau Asesmen Nasional Berbasis Komputer adalah asesmen yang menggunakan komputer secara daring dan semi daring sebagai media untuk menampilkan dan menjawab soal. Program ini merupakan evaluasi yang dibentuk oleh Kemendikbud untuk meningkatkan mutu pendidikan. ANBK dijalankan dengan memotret masukan, proses, dan luaran dari pembelajaran di seluruh satuan pendidikan.
ANBK tidak hanya menyorot pada peserta didik saja, program ini menitikfokuskan tujuannya untuk mendorong perbaikan mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Kemendikbud telah menetapkan ANBK sejak tahun 2021 sebagai pengganti dari ujian nasional sekaligus penanda perubahan paradigma evaluasi pendidikan. Oleh karena itu, ANBK sendiri tidak lagi mengevaluasi capaian peserta didik secara individu melainkan mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan yang telah disebut sebelumnya yakni berupa input, proses, dan output.(mulyana)
Diskusi tentang ini post