SATELITNEWS.COM, JAKARTA—Mantan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla mengkritik Nadiem Makarim. Sama sekali tidak punya pengalaman dalam bidang pendidikan tapi dia ditunjuk menjadi Kemendikbudristek. Jarang datang ke kantor, bahkan tidak pernah berkunjung ke daerah.
“Di belakang daripada semua pendidikan itu, ada orang ‘the man behind the gun’, kalau Perusahaan CEO dari daftar siapa menteri pendidikan selama ini. Pak Ki Hajar Dewantoro, orang hebat, mendirikan taman siswa. Itu cikal bakal dari prinsip pendidikan kita. Ada Pak Soemantri, ada Syarief Thayeb, Daoed Joesoef, Fuad, semua orang hebat di bidang pendidikan,” ungkap JK dalam kanal YouTube TV Parlemen yang dikutip, Minggu (8/9).
“Ada pak Juwono, Pak Abdul Malik Fadjar semua orang ahli pendidikan. Ada Muhadjir, ada Pak Nuh rektor ITS, Pak Anies Rektor Paramadina,” beber dia.
Dia lantas menyinggung Nadiem yang jarang ke kantor. Lebih dari itu JK bahkan menyebut, Nadiem yang sama sekali tidak pernah datang ke daerah. “Ada kemudian Mas Nadiem, yang tidak punya pengalaman pendidikan, tidak pernah datang ke daerah, jarang ke kantor,” sindirnya.
JK juga bercerita ketika meminta pertemuan dengan Nadiem. Bukan di kantor Kemendikbudristek, Nadiem malah menyediakan waktu di apartemennya.
“Minta maaf ya, karena saya minta ketemu tapi ketemu di apartemen. Saya katakan aja supaya yang ke depan jangan begitu pilih menteri,” ungkap JK.
Pernyataan JK ini menunjukkan bentuk ketidakseriusan dan kurangnya rasa tanggung jawab Nadiem sebagai seorang menteri. Pertemuan resmi, seharusnya dilakukan di kantor kementerian untuk menjaga profesionalisme dan integritas.
Kementrian Pendidikan saat ini memang terbilang cukup luas cakupannya. Sebab juga meliputi dalam bidang budaya, riset, dan teknologi. Namun JK mengaku heran, bagaimana bisa seorang menteri pendidikan yang jarang datang ke kantor malah memimpin dunia pendidikan.
Mantan Wakil Presiden itu juga menyinggung soal Kemendikbudristek yang lebih mendahulukan anggaran ketimbang program. “Kayak saya punya perusahaan, yang pertama saya (cari) Dirut yang terbaik bukan berapa anggarannya, CEO-nya gimana, baru kita bicara program kemudian bicara anggaran. Anggaran kan ketiga bukan pertama, orang dulu, apa programnya, apa yang kau dicapai, baru anggaran itu. Bukan anggaran baru bikin program, bukan, terbalik, apa yang ingin anda capai,” tegas JK.
Karenanya, JK berpesan kepada pemerintahan baru Prabowo Subianto untuk memilih Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi atau Mendikbudristek yang mumpuni di bidang tersebut. “Pemerintah yang akan datang, tolonglah dipilih betul menteri (pendidikan) yang mengerti tentang pendidikan,” kata JK.
Menurut dia, jika Kemendikbudristek ini dipimpin oleh sosok yang tak paham pendidikan, maka hasilnya akan hancur. Sekalipun, kata JK, kementerian itu mendapat anggaran yang fantastis. “Mau berapa sekian ratus triliun dikasih, akan hancur-hancuran kalau enggak mengerti pendidikan,” kata JK yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI).
Merespons pernyataan JK, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Rahayu Saraswati memastikan bahwa presiden terpilih Prabowo Subianto akan mencermati latar belakang dan kapasitas setiap orang yang akan ditunjuk sebagai menteri.
“Semua calon-calon menteri, itu kenapa butuh waktu yang cukup lama, karena pasti akan dilihat dari kapasitas, akan dilihat dari latar belakangnya full ya,” ujar Sara di Djakarta Theater, Jakarta, Minggu (8/9).
Sara menjelaskan, mereka yang menjadi menteri harus mampu mengeksekusi program serta visi dan misi Prabowo-Gibran. Selain itu, menteri di kabinet Prabowo-Gibran mendatang juga mesti memahami jalannya birokrasi.
“Semua itu harus dipertimbangkan ya. Siapa yang jadi (menteri), kita enggak tahu, kita lihat saja. H-5 menit juga bisa berubah,” ujar Sara. (bbs/san)
Diskusi tentang ini post