SATELITNEWS.COM, BANDA ACEH—Cuaca tak menentu di Banda Aceh membuat perlombaan paralayang pada PON XXI Aceh-Sumut menjadi lebih sulit. Untungnya, tim paralayang Banten berhasil mengatasi kendala tersebut. Mereka pun memastikan satu medali emas dan satu perak.
Medali emas diraih di kelas ketepatan mendarat tandem perorangan atas nama Rizki Maulana. Medali perak kelas ini diraih Muhammad Afffifian dari Jawa Tengah dan perunggu untuk Ilham dari Bali.
Sementara 1 medali perak direbut di kelas ketepatan mendarat tandem beregu. Medali emas untuk kelas ini diraih Jawa tengah dan perunggu diraih oleh Papua.
Ketua Paralayang Banten Kompol Asep Renggana membenarkan jika cuaca yang tidak menentu yakni hujan deras disertai angin kencang menjadi tantangan tersendiri bagi tim dalam lomba di Banda Aceh.
“Faktor alam tidak bisa dilawan. Namun kami berhasil mengatasi hujan dan ingin kencang sehingga tim kami untuk sementara ini mampu meraih emas dan perak,” ujarnya.
Untuk saingan terberat bagi Banten selama berlomba adalah atlet Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua dan lainnya.
“Persangan ketat sekali apalagi ketika cuaca cerah. Setiap atlet langsung mencari limit terbaiknya untuk bisa berada di posisi teratas,” kata dia.
Dalam kesempatan ini tim paralayang provinsi Banten mengucapkan banyak terimakasih atas doa dan dukungan dari pemerintah provinsi Banten, KONI Banten serta masyarakat yang senantiasa memberikan doanya.
“Kami masih ada mata lomba yang akan dimainkan, mohon doanya paralayang Banten semoga dapat kembali menambah medali untuk Banten,” tutup dia.
Sementara itu badai yang melanda kawasan Aceh, kemarin (18/9) siang tidak menyurutkan atlet woodball yang berlaga di Lapangan Golf Lampuuk, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar. Cabang olahraga yang baru dipertandingkan di PON kali ini merebut 1 medali emas dan 1 medali perunggu, kemarin.
Medali emas disumbang oleh Elva Selfiana Lumbanraja yang bertarung di nomor single stroke competition putri. Elva sukses berada di peringkat pertama raihan poin mengalahkan atlet-atlet Jawa Barat Siti Masithah, dan Febriyanti asal Jawa Tengah.
“Saya gembira bisa meraih medali emas buat Banten pada PON yang pertama kali menggelar cabor woodball. Ini saya persembahkan buat warga Banten dan terima kasih atas support dan doanya,” jelas Elva.
Emas yang diraih Alva merupakan emas kedua yang ia persembahkan buat Banten. Sebelumnya Alva bersama Ika Yulianingsih, Falisha Galiana Noya dan Susanti Dwi Umi Elfiah meraih medali emas di nomor fairway beregu putri.
Sementara itu medali perak yang diraih Banten kemarin pagi disumbangkan dari nomor duoble stroke putra atas nama Ahris Sumaryanto dan Muhamad Faqih. Keduanya kalah dari atlet-atlet Jawa Tengah. Ini juga medali perak buat Muhamad Faqih setelah sebelumnya meraih medali di nomor fairway beregu putra bersama Muhamad Khadiq, Wisnu Wicaksono, dan Alviano Surya.
“Alhamdulillah kita berhasil menambah medali emas dan perak, ini prestasi terbaik woodball di pentas pertama PON. Kami terus berusaha untuk meraih yang terbaik di final double stroke putri, besok (hari ini) pagi,” ucap Muhtadi, Sekretaris Umum IWbA Banten.
Dengan kata lain jika medali emas bisa diwujudkan dari nomor double stroke putri maka diprediksi Banten akan keluar sebagai juara umum cabor woodball.
Suhendra Wijaya. Ketua Umum IWbA Banten mengatakan untuk meraih posisi tersebut bukan perkara mudah mengingat lawan yang dihadapi nanti cukup ketat perlawanannya. Terutama dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang dalam beberapa kesempatan selalu mempersulit tim Banten.
“Tapi Elva dan Ika (Yulianingsih, red) punya pengalaman main bareng di fairway beregu putri. Ini jadi modal buat Banten bisa meraih medali emas ketiga, doakan mereka untuk bisa meraih kemenangan di pertandingan besok,” ucap Suhendra.
Dilanjutkan Mumu, sapaan Muhtadi, kedua atlet Banten ini sangat diyakini bisa mengalahkan pesaingnya di nomor double stroke putri. Kemampuan keduanya sudah teruji di pertandingan sebelumnya dan diharapkan bisa dipertahankan atau ditingkatkan pada laga pagi ini. (gatot)
Diskusi tentang ini post