SATELITNEWS.COM, JAKARTA—Sedikitnya 79 calon anggota legislatif terpilih DPR RI 2024-2029 diduga memiliki hubungan keluarga hingga politik dinasti. Demikian temuan riset dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi).
Relasi kekerabatan yang ditemukan pada caleg terpilih ini beraneka ragam. Mulai dari berkerabat dengan pejabat atau mantan pejabat, baik di tingkat pusat hingga daerah. Serta, ada pula yang berkerabat dengan elite partai politik atau caleg terpilih lainnya.
“Relasi kekerabatan beragam, mulai dari suami-istri, anak, ponakan dan lain-lain,” kata peneliti Formappi, Lucius Karus, dalam jumpa pers di kantor Formappi, Jakarta, Selasa (24/9).
Ditemukan pula anggota DPR yang berstatus suami-istri. Misalnya, kader Partai Gerindra seperti Himmatul Aliyah (dapil Jakarta II) yang merupakan istri Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani (dapil Lampung I).
“Jumlah yang lebih banyak adalah caleg terpilih yang merupakan anak pejabat (mulai dari anggota DPR atau mantan anggota, gubernur atau mantan gubernur, dan lain-lain),” kata Lucius. Salah satu contoh yang disebutkan yaitu Diah Pikatan Putri Harpani, putri Ketua DPR Puan Maharani, yang maju dari dapil Jateng IV.
Jumlah 79 caleg terpilih DPR 2024-2029 terindikasi politik dinasti dan keluarga ini naik tajam dibandingkan temuan sejenis pada 2019-2024. Ketika itu, hasil Pileg DPR RI 2019 memunculkan 48 nama caleg terpilih yang terindikasi politik dinasti dan keluarga.
Di sisi lain, Formappi juga menyoroti anggota DPR RI terpilih milenial (21-35 tahun) hanya 55 orang. Angka ini setara dengan 10 persen dari total 580 caleg terpilih pada Pemilu 2024.
Anggota DPR RI yang mendominasi merupakan rentang usia 35-60 tahun atau setara dengan 69 persen. Adapun sisanya merupakan caleg terpilih dari rentang usia 60 tahun ke atas, yaitu sebanyak 114 orang atau setara dengan 20 persen. Kemudian 8 orang sisanya atau setara dengan 1 persen tidak termasuk ke dalam rentang usia yang dibuat oleh Formappi.
“Tentu saja masih jadi tantangan bagi Parpol untuk memastikan regenerasi kader berjalan. Ini diperkuat dengan data lain berupa jumlah caleg terpilih berusia di atas 60 tahun justru lebih banyak dari caleg milenial. Yang tua belum ingin meninggalkan gelanggang,” kata Lucius. “Mungkin saatnya untuk membatasi masa jabatan anggota DPR mengikuti masa jabatan presiden,” tambahnya.
Formappi juga menyinggung minimnya persentase perempuan pada Pemilu 2024. Jumlah caleg perempuan terpilih sebanyak 127 orang atau hanya setara dengan 22 persen.
“Walau ada sedikit peningkatan persentase caleg perempuan yang terpilih (dibandingkan dengan Pemilu 2019), jumlahnya belum cukup untuk mencapai ambang batas 30 persen. Artinya, perjuangan untuk memenuhi kuota 30 persen perempuan di parlemen masih harus digalakkan,” katanya.
Menurutnya, arena kontestasi pemilu tahun ini masih sangat patriarkis. “Keterwakilan perempuan masih sulit terpenuhi. Dominannya caleg terpilih laki-laki akan menjadikan arena pertarungan parlemen menjadi sangat patriarkis. Apalagi jika caleg perempuan yang terpilih tak punya semangat untuk menjadi corong perempuan,” pungkas Lucius. (bbs/san)
Diskusi tentang ini post