SATELITNEWS.COM, SERANG–Kalangan masyarakat dengan rentang usia 17-39 tahun mendominasi daftar pemilih tetap (DPT) Pilkada Banten tahun 2024. Kalangan muda yang dikenal dengan istilah Milenial dan Gen Z itu berdasarkan total DPT yang telah ditetapkan oleh KPU Banten berjumlah lebih dari 60 persen.
Anggota KPU Banten, A Munawar mengatakan, KPU Provinsi Banten menetapkan DPT Pilkada Banten 2024 berjumlah 8.926.662 jiwa. Dari total DPT tersebut, pemilih dari kalangan Gen Z berjumlah 2.176.466 atau 24,38 persen dan tersebar di delapan kabupaten/kota se-Provinsi Banten. Sementara untuk pemilih milenial, berjumlah 3.323.070 pemilih atau sekitar 37,23 persen.
“Jika ditotal pemilih Gen Z dan Milenial ini berjumlah 61,61 persen dari total jumlah DPT Pilkada Banten ini,” kata A Munawar, Kamis (3/10).
Dia menjelaskan, jumlah DPT Banten saat ini mengalami penambahan sebanyak 84.016 pemilih jika dibandingkan dengan Pemilu 2024 lalu. Yang mana diketahui, pada Pemilu 2024 lalu, DPT Banten berjumlah 8.842.646 jiwa. Penambahan DPT ini disumbang oleh adanya pemilih pemula yang baru berusia 17 tahun menjelang Pilkada Banten ini. Alhasil, mereka pun mempunyai hak pilih di pesta demokrasi rakyat Banten pada 27 November 2024 mendatang.
Selain itu, Munawar juga menerangkan, jika dalam penyusunan DPT tersebut, pihaknya mendapatkan beberapa masukan dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Banten.
Oleh karenanya, kata dia, dalam penyusunan DPT itu, pihaknya melakukan secara hati-hati khususnya tentang data ganda dan pemilih yang tidak memenuhi syarat masuk dalam Data Pemilih Sementara (DPS) maupun sebaliknya.
“Kita analisa bersama dengan teman-teman (Bawaslu, red) bahkan di kabupaten kota dan yang memang tidak memenuhi syarat kita coret dan itu sudah kita lakukan,” ungkapnya.
Munawar juga meminta kepada masyarakat untuk dapat aktif dalam memeriksa dari pribadinya apakah sudah masuk dalam DPT Pilkada Banten atau tidak. Jika tidak, masyarakat dapat mengadukannya ke KPU setempat.
“Jika pun ada pemilih yang sudah memenuhi syarat, namun belum termasuk ke dalam DPT. Maka mereka nantinya akan masuk dalam data pemilih tambahan,” jelasnya.
Kemudian, Akademisi sekaligus Pengamat politik dan kebijakan publik dari Koordinator Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) Banten, Syaeful Bahri mengatakan dengan jumlah yang mendominasi itu, maka penting bagi pasangan calon yang akan berkontestasi untuk melirik kaum milenial dan gen z.
Menurutnya, kelompok usia muda ini memiliki pengaruh signifikan dalam menentukan arah hasil pemilihan. Dengan tingginya jumlah pemilih milenial, memberikan peluang besar bagi para kandidat yang mampu memahami aspirasi dan kebutuhan mereka.
“Pemilih milenial merupakan kelompok terbesar dalam Pilkada tahun ini, dan mereka dikenal lebih kritis serta cenderung mendukung kandidat yang menawarkan perubahan nyata dan relevan dengan kehidupan mereka,” ujarnya.
“Milenial lebih responsif terhadap kampanye yang kreatif di platform digital. Kandidat yang tidak memanfaatkan media sosial dengan baik bisa kehilangan kesempatan besar,” tambahnya.
Ia juga menekankan pentingnya pendekatan yang lebih transparan dan partisipatif dalam kampanye. Sebab, para pemilih milenial cenderung tidak tertarik pada janji-janji kosong dan mencari bukti konkret dari program yang ditawarkan, serta kejelasan mengenai bagaimana masalah-masalah seperti pendidikan, lapangan kerja, dan lingkungan akan ditangani.
“Kemenangan di Pilkada bukan hanya soal perolehan suara, tetapi juga tentang kepercayaan dari generasi yang akan memimpin bangsa di masa depan,” tandasnya. (aditya/bnn)
Diskusi tentang ini post