SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Operasi seringkali menjadi tindakan yang harus dilakukan terhadap pasien dalam mengobati berbagai kondisi medis di rongga dada (toraks) . Dalam metode konvensional, tindakan operasi biasanya disertai dengan sayatan dalam ukuran cukup besar. Akibatnya, selain meninggalkan bekas luka yang besar pula, proses penyembuhan pun lebih memakan waktu.
Namun, di sejumlah rumah sakit kini telah hadir teknologi Video-Assisted Thoracoscopic Surgery (VATS) Salah satunya adalah Siloam Hospitals Lippo Village Tangerang. VATS adalah suatu tindakan operasi yang menggunakan teknologi kamera dan video untuk mendiagnosis dan mengobati berbagai penyakit di rongga dada atau toraks.
Operasi ini melibatkan penggunaan selang tipis berkamera khusus bernama Thoracoscope yang dapat menampilkan situasi di dalam rongga dada melalui monitor video. Prosedur ini dapat membantu dokter untuk melihat dan melakukan pembedahan di bagian dalam dada hanya melalui sayatan kecil (insisi).
Dokter Spesialis Paru Siloam Hospitals Lippo Village, Prof Dr.dr. Allen Widysanto SpP, menyatakan, VATS merupakan metode pembedahan minimal invasif. “Karena sayatan kecil, maka nyeri pascaoperasi minimal, risiko komplikasi rendah, dan proses pemulihan pun lebih cepat,” ucapnya dalam acara temu media yang digelar di salah satu rumah makan di kawasan Pinang, Kota Tangerang, Kamis (10/10/2024).
Dia juga menekankan, metode VATS bisa diterapkan tanpa memperhatikan umur pasien. Hanya saja, dokter memang harus mengetahui kondisi paru-paru pasien. “Misalnya kami beberapa waktu lalu kita menangani kanker paru, untungnya masih stadium awal serta cepat didiagnosa, jadi kita sarankan operasi melalui VATS saja,” ucapnya.
Ketika disinggung adalah kriteria pasien yang tidak boleh dilakukan operasi VATS, Prof Allen menjelaskan bahwa pasien kanker paru dengan stadium akhir tidak disarankan untuk dilakukan tindakan operasi lewat VATS. “Juga misalnya ukuran alatnya tidak mungkin masuk, serta spirometrinya tidak memungkinkan,” ujarnya.
Sementara Dokter Spesialis Bedah Toraks dan Kardiovaskular Siloam Hospitals Lippo Village, dr. Maulidya Ayudika Dandanah, SpBTKV (K) menyatakan, alat yang dipergunakan pada metode VATS merupakan alat canggih sehingga memang berdampak pada meningkatnya biaya pengobatan. “Kenapa lebih mahal? Ya karena alat yang digunakan memang lebih canggih,” ungkapnya.
Selain itu, dalam proses VATS tidak lagi memakai benang bedah silk melainkan menggunakan alat yang disebut stapler. “Bukan stapler yang biasa digunakan di kantor ya cekrek-cekrek itu ya, tapi cara menjahitnya menggunakan stapler, yaitu stapler yang khusus untuk menjahit tubuh manusia,” ungkapnya.
Stapler ini disebut sangat aman untuk tubuh manusia karena sudah uji levelnya sampai di Amerika. “Ini kalau di dunia kedokteran kalau levelnya Amerika harusnya sih berarti sudah clinical approve ya,” ucapnya. (made)
Diskusi tentang ini post