SATELITNEWS.COM, LEBAK—Anggota Satpol PP Lebak Yadi Suryadi kini telah tiada. Meski sempat mendapat perawatan di rumah sakit seusai menjadi korban aksi anarkis yang dilakukan pendemo kala menolak Ketua DPRD namun takdir berkata lain. Yadi harus pergi selamanya.
Semasa hidup, di mata keluarga, sahabat dan rekan kerja, sosok Yadi dikenal akan komitmennya melaksanakan tanggung jawab. Yadi adalah anak dari tiga bersaudara. Kini almarhum telah beristirahat di tempat peristirahatan terakhirnya di Taman Makan Umum (TPU) Kampung Cibahbul, Kecamatan Rangkasbitung. Yadi Suryadi, kata sahabatnya, dikenal sangat baik, jujur dan memiliki dedikasi tinggi saat menjalankan tugasnya.
Tidak hanya di di Satpol PP, tanggung jawab terhadap kelurganya pun tak diragukan lagi. Bapak empat anak tersebut selepas menjalankan tugasnya masih sempat berjualan kopi tidak jauh dari tempat dinasnya. Pundi-pundi rupiah dari usaha berjualan kopi semata-mata untuk menutupi kebutuhan keluarganya lantaran dirinya masih berstatus honorer di Dinas Satpol PP dan Damkar Lebak.
“Beliau masuk 2003 saat itu sebagai OB, karena kinerja baik sehingga dia dimasukkan TKS di Pamong Praja dengan upah di bawah Rp 250 ribu,” kata Kasi Opdal Dinas Satpol PP Lebak, Anna Wahyudin kepada SatelitNews.Com, Kamis (10/10/2024).
Sejak itu hingga sekarang, Yadi masih bertatus tenaga honorer. Untuk gaji Yadi saat ini kurang lebih mendapatkan Rp 2,8 juta. Nasib baik belum berpihak pada Yadi, akibat latar pendidikan yang menghambat karirnya.
“Latar pendidikan ya, beliau 21 tahun menjadi honorer di Satpol PP, kebetulan beliau masuk database Kategori 2 dan tengah melakukan pemberkasan PPPK, namun kita tahu kebijakannya seperti apa,” tutur Anna.
Yadi Suryadi tutup usia di umur 50 tahun. Selain berjuang untuk menafkahi keluarganya, almarhum juga tengah berjuang menyembuhkan anak pertamanya yang menderita penyakit Talasemia, sebulan sekali harus cuci darah.
“(Dia Yadi) Punya anak empat, anak pertama itu dengan istri pertama, saat itu istrinya meninggal dan dengan punya istri lagi dan memiliki tiga anak yang masih kecil-kecil,” jelas Anna yang mengaku cukup tahu dengan kondisi keluarganya.
“Dia (Almarhum Yadi) tinggal bersama istri dan tiga anaknya, dia menempati rumah sederhana begitupun kehidupan sehari-harinya, kondisi rumah jauh dari kata sederhana, lagi-lagi soal kesejahteraan yang belum didapatnya,” imbuhnya.
Yadi di mata keluarga, kata Nurhayati orang samgat baik, pendiam dan bertanggung jawab baik dalam keluarga maupun saat menjalankan tugas. Yadi merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, sebelum kejadian tidak ada firasat apapun namun kata Nurhayati, Yadi sempat ditawari kopi namun selalu menolak seperti tengah kebingungan. “Sebelum kejadian tidak ada firasat apapun, seperti biasa saja. Namun waktu itu ditawarin kopi selalu menolak enggak tahu ada masalah atau apa ya,” singkatnya.
Yadi Suryadi satu dari dua anggota Satpol PP Kabupaten Lebak, yang dilarikan ke RSUD Adjidarmo untuk mendapatkan perawatan medis usai luka cukup parah di bagian kepala bagian belakang akibat benturan teras saat tertimpa pagar yang di rusak massa menolak calon ketua DPRD Lebak pada tanggal 23 September 2024 lalu. Yadi didiagnosa oleh dokter mengalami kelumpuhan dan harus menjalani perawatan medis di RS Hermina Tangerang. Namun, Yadi dinyatakan meninggal dunia pada Kamis (9/10) sekitar pukul 17.50 WIB. (mulyana)
Diskusi tentang ini post