SATELITNEWS.COM, TANGERANG – Pertunjukan tarian Kembang Balaraja yang terinspirasi dari semangat juang Saliah atau Nyimas Gamparan, sebagai pendekar sekaligus pemimpin pasukan muslimah di Balaraja, sukses memukau penonton di area panggung kesenian HUT ke-392 Kabupaten Tangerang di Alun-alun Tigaraksa, Jumat (11/10/2024).
Tarian yang dibawakan 10 penari asal Sanggar Sanggita Kencana Budaya ini, tidak hanya menampilkan keindahan gerakan dan kostum, tetapi juga mengisahkan perjuangan Nyimas Gamparan dan keberanian masyarakat dalam melestarikan budaya daerah.
“Tarian ini dinamakan Saliah, Sang Kembang Balaraja. Ini karya orisinil dari Sanggar Sanggita Kencana Budaya. Tarian ini pertama kali kami bawakan di Kabupaten Tangerang pas pada momen HUT ke-392 Kabupaten Tangerang. Sebelumnya pernah kami tampilkan di dua acara yaitu event Bandung Art Festival 2024 mewakili Provinsi Banten dan di Plaza Bintaro,” ujar Pimpinan Sanggar Sanggita Kencana Budaya, Vita Valeska kepada satelitnews.com, usai pentas, Jum’at (11/10/2024).
Kak Vita sapaan akrabnya, mengisahkan bahwa tarian karya orisinil dari sanggarnya ini, terinspirasi dari kisah perjuangan Saliah, seorang anak syekh atau pemuka Agama Islam dari Banten. Dikenal juga dengan nama Nyimas Gamparan. Dia membuat pasukan muslimah untuk melawan Belanda di perbatasan Balaraja. Hingga akhirnya di berdomisili di Balaraja. Menurutnya, Gamparan ini, kalau kata orang dulu Gamparan itu bakiak. Jadi Nyimas ini kalau mengaji dan ke musala pakai bakiak atau Gamparan.
“Akhirnya, kami namakan Tarian Saliah, Sang Kembang Balaraja, singkatnya Tarian Kembang Balaraja. Dia perempuan yang sangat ditakuti Belanda yang akan lewat untuk mengambil perbekalan. Saat pertempuran melawan tentara Belanda dia menang terus. Tempat persembunyiannya di dalam hutan bambu sulit ditemukan. Sampai akhirnya Belanda menggunakan strategi adu domba, yaitu menggunakan seorang Demang dari Bogor untuk menghabisi Nyimas Gamparan dan pasukannya, dengan imbalan dilantik jadi Demang di Tangerang,” jelasnya.
Kepiawaian Nyimas Gamparan dalam silat juga diilustrasikan oleh para 10 penari termasuk Kak Vita, dengan gerakan-gerakan silat yang dikombinasikan secara apik dengan tarian yang memegang golok tiruan. Sehingga menghasilkan pentas seni tari yang unik dan memukau penonton.
“Nyimas Gamparan ini tokoh yang menolak tanam paksa tumbuhan pala pada waktu itu. Jadi semangat juangnya luar biasa. Ini yang kami kedepankan dengan harapan anak didik kami dan para penonton bisa meneladani semangatnya, serta dapat mengetahui salah satu kisah sejarah tokoh pejuang perempuan di Kabupaten Tangerang,” tandasnya. (aditya)
Diskusi tentang ini post