SATELITNEWS.COM, JAKARTA—Presiden Prabowo Subianto akan mengumpulkan jajaran kabinetnya di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah selama tiga hari. Di sana, anggota kabinet akan mendapat pembekalan akhir sebelum bertugas secara penuh dari hari ke hari.
“Pak Prabowo akan di sana lebih menjelaskan tentang langkah-langkah yang akan dilakukan terutama mungkin dalam 100 hari ke depan dalam program-program yang menterinya harus paham, dan juga harus sangat mengerti mengenai apa-apa yang harus dilakukan,” ujar Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10).
Ketika ditanya apakah tujuan lain dari retreat di Akmil Magelang itu untuk menjaga kekompakan antarmenteri, Dasco mengiyakan. “Ya antara lain begitu,” sambungnya.
Dasco menjelaskan retreat di Akmil Magelang akan digelar Kamis (24/10). Retreat akan digelar selama 3 hari. “Yang saya tahu tanggal 24 itu ada penyamaan visi yang akan dilakukan di Akmil selama 3 hari. Setelah itu mulai bekerja,” sambungnya.
Namun, ia mengaku tak tahu pasti materi apa saja yang akan disampaikan Prabowo. Ia juga mengaku tak akan ikut ke Magelang.
Kegiatan retreat ini akan dilaksanakan di Borobudur International Golf & Country Club, di mana sebanyak 120 tenda telah disiapkan sebagai tempat bermalam bagi 109 anggota Kabinet Merah Putih.
Senada, Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi mengatakan, selain pembekalan Presiden Prabowo akan memaparkan beberapa program prioritas pemerintah. Akan ada arahan lengkap dengan petunjuk dan arahan teknis untuk setiap kementerian.
“Kalau pun ada (gaya militer) itu bagian dari kedisiplinan ya, jangan dianggap kalau militer enggak juga. Tertib sebagai kabinet kita harus tertib, kerja sama satu sama lain kan gitu. Bisa dipimpin bisa juga memimpin,” katanya.
Wakil Menteri (Wamen) Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI)/Wakil Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Christina Aryani berharap tidak disuruh push-up dengan jumlah yang banyak saat menjalani aktivitas di Akmil.
“Enggak ada persiapan khusus, kan saya sudah biasa lari pagi. Tapi mohon-mohon enggak disuruh-suruh push-up nya yang kebanyakan aja,” kata Christina Aryani.
Menurut dia, penataran tersebut merupakan salah satu agenda khusus dari Presiden Prabowo yang akan diikuti setiap menteri, wakil menteri, kepala lembaga, kepala badan serta pejabat dalam Kabinet Merah Putih. Seperti diketahui, kabinet Prabowo-Gibran terdiri dari 109 orang, yang terdiri atas 48 menteri, lima pejabat setingkat menteri, dan 59 wakil menteri.
Ketika ditanya detil rangkaian kegiatannya seperti apa, perempuan bersuara lembut ini mengatakan tidak mengetahuinya secara pasti. “Dikasih tahu saat kami di Hambalang kemarin, arahan dari Pak Presiden kegiatan ini diikuti agar semua menteri dan wamen ini bisa bonding (memiliki kekuatan emosional) satu sama lain. Ya sebagai pembantu Presiden perlu untuk menyelaraskan pandangan program kerjanya. Selebihnya tidak tahu, surprise,” kata dia.
Baginya kegiatan penataran di kawasan militer merupakan pengalaman yang baru dan dipimpin oleh Presiden Prabowo. “Serunya seperti apa nanti kita lihat saja. Tiga hari jadi pasti akan cukup intens tuh. Baju seragamnya untuk kegiatan sudah dikirim,” imbuhnya.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti menyebut tujuan dari kegiatan tersebut yakni untuk mewujudkan semangat kerja sama lintas Kementerian di kabinet Merah Putih.
“Diadakannya nanti sesi di Magelang, itu sebetulnya untuk menimbulkan esensi semangat kerja sama lintas kementerian,” kata Roro usai Sertijab di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat.
Menurut Roro, pembekalan itu sangat penting untuk menyinergikan antar Kementerian. Dia menyebut, Kementerian Perdagangan misalnya tidak bisa berdiri sendiri untuk mengembangkan perdagangan karbon, melainkan harus bersinergi dengan KLHK dan Kementerian ESDM.
“Karena kinerja Kementerian Perdagangan tidak lepas dari misalnya, untuk karbon kan ada kaitannya dengan KLHK, Kementerian ESDM,” ujarnya.
Kemudian, terkait isu-isu lainnya yang pasti bersinggungan antara kementerian, misalnya untuk komoditas pangan tentunya diperlukan koordinasi antara Kementerian Pertanian dengan Kementerian Pangan dan seterusnya.
“Misalnya pertanian untuk pangan gitu ya, itu juga harus kolaborasi dengan Kementerian Pertanian. Ya mudah-mudahan ke depannya ada terobosan,” pungkasnya. (bbs/san)
Diskusi tentang ini post