SATELITNEWS.COM, SERANG—Baru saja dilantik sebagai Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto langsung kena kritik. Menteri asal Banten itu “disentil” karena menggunakan surat dengan kop Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal untuk mengundang masyarakat menghadiri acara haul ke-2 ibundanya sekaligus tasyakuran Hari Santri Nasional di Pondok Pesantren (Ponpes) Bai Mahdi Sholeh Mamun.
Ada pun yang diundang dan tertera pada surat tersebut diantaranya para kepala desa, sekretaris desa, staf desa, Ketua RW, Ketua RT, Kader PKK dan Posyandu di Kabupaten Serang.
Surat tersebut viral di media sosial dan mendapat tanggapan beragam. Salah satunya dari mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mohamad Mahfud MD di media sosial Instagram miliknya.
Mahfud MD, memposting surat undangan acara haul ke-2 ibunda Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto, sekaligus tasyakuran dan hari santri nasional di Pondok Pesantren (Ponpes) Bai Mahdi Sholeh Mamun. Dalam postingan tersebut Mahfud MD membuat sebuah tulisan yaitu yang isinya “Masih sangat pagi di hari ini, ketika seorang teman memberitahu kepada saya bahwa ada seorang Menteri baru yang mengundang acara haul (peringatan hari wafat) ibunya yang kedua sekaligus syukuran di Ponpes menggunakan surat dengan kop dan stempel resmi kementerian,” tulis Mahfud, dalam postingannya di Instagram.
Mahfud juga menyampaikan, melalui postingannya bahwa kalau benar ada surat itu, maka hal tersebut salah. Kop surat dan stempel resmi tidak boleh dipakai untuk acara pribadi dan keluarga. Termasuk ponpes dan ormas sekalipun. Harus hati hati menggunakan atribut dan simbol simbol pemerintahan.
Sementara itu, Mendes PDT Yandri Susanto mengaku berterimakasih terhadap Mahfud MD yang sudah mengkritik terkait dengan surat undangan tersebut. Namun ia memastikan jika dirinya tidak menyalahgunakan.
“Itu bisa koreksi nanti, tapi sekali lagi tidak disalahgunakan, tidak dibelokkan, intinya saya terimakasih kepada pak Mahfud yang sudah mengkritik itu, insya Allah tidak akan kita ulangi,” ujarnya, Selasa (22/10).
Namun Yandri menegaskan, undangan tersebut murni hanya sekedar haul ke-2 ibundanya sekaligus tasyakuran dan hari santri. Sehingga tidak ada kaitannya dengan politik.
“Acara ini murni hanya haul, tidak ada kaitannya dengan unsur politik, kami juga tidak mau acara ini ditunggangi dengan apapun, karena emak kami itu orang hebat ya,” tandasnya.
Yandri pun tak menampik, pihaknya tidak hanya sekedar mengundang para kepala desa, sekretaris desa, staf desa, ketua RT dan RW, Kader PKK serta Posyandu, di Kabupaten Serang untuk ikut hadir dalam acara tersebut. Namun pihaknya juga mengundang Pj Gubernur Banten, para kepala daerah yang lain, para rektor,tokoh agama, alim ulama dan masyarakat. Acara haul itu juga dihadiri istri Yandri, Ratu Zakiyah, yang saat ini maju sebagai calon Bupati Serang di Pilkada 2024. Namun, Yandri memastikan, tidak ada arahan untuk memilih Ratu Zakiyah.
“Menyumbang makanan atas nama emak kami dan syukuran kami sebagai putranya, adalah cara kami berbakti kepada orang tua,” kata Yandri.
Sementara itu di sisi lain, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Serang akan melakukan pengawasan terhadap acara kegiatan tersebut. Sebab, sebagaimana diketahui istri Yandri Susanto, Ratu Rachmatu Zakiyah, merupakan salah satu calon Bupati Serang yang berkompetisi di Pilkada tahun ini.
Karenanya sebagai antisipasi acara tersebut disusupi oleh agenda kampanye, Bawaslu Kabupaten Serang akan melakukan pengawasan.
“Tentunya kami akan melakukan pengawasan,” kata Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran, Data dan Informasi pada Bawaslu Kabupaten Serang, Abdul Holid. (sidik/mardiana/gatot)
Diskusi tentang ini post