Arahan Kepala LL2Dikti di Universitas Raharja
satelitnews.com, TANGERANG—Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV Jawa Barat dan Banten Prof Uman Suherman hadir memberikan pengarahan kepada dosen di Kampus Universitas Raharja, Tangerang, Sabtu (18/01). Hadir dalam acara tersebut, Ketua Yayasan Nirwana Nusantara Untung Rahardja, Rektor Universitas Raharja Po Abas Sunarya dan seluruh dosen di kampus tersebut.
Dalam arahannya, Prof Uman menyampaikan umumnya gengsi sebuah universitas atau perguruan tinggi dilihat dari dosen. Untuk itu, jika universitas atau perguruan tinggi hendak naik gengsinya maka harus memperkuat dosen tetapnya. “Dosen tetap itu cirinya ya tetap. Tetap di mana, ya di kampus tersebut. Jangan kayak kupu-kupu. Kuliah pulang, kuliah pulang,” terangnya.
Uman menyatakan, ia belum lama ini menghadiri wisuda salah satu perguruan tinggi. Meski memiliki dosen bagus, namun katanya, mayoritas dosen dosen bagus tersebut justru mayoritas berasal dari kampus luar. “Jadikan kita tidak bisa mengklaim kalau itu dosen kita, karena homebasenya di kampus orang lain,” jelasnya.
Lebih jauh Guru Besar dalam bidang Bimbingan dan Konseling pada Fakultas Ilmu Pendidikan UPI itu mengatakan, dosen juga harus mampu memperkuat atribut sebagai seorang dosen. Atribut dosen adalah gelar akademiknya. “Seorang dosen belum bisa dikatakan sebagai dosen manakala belum memiliki jabatan akademik,” terangnya.
Selain itu, agar semakin berkembang, dosen dan yayasan tidak bisa lagi menerapkan gaya lama, yakni enggan mengeluarkan dana lebih dengan memperbanyak dosen tamu. “Paling tidak, tiap prodi (program studi) minimal harus ada lima dosen tetap. Kalau mau lebih bagus lagi, (dosen tetapnya) harus lebih banyak, paling tidak dua kali lima. Pokoknya semakin banyak semakin bagus, “ jelasnya.
Lalu bagaimana dengan pengeluarkan yayasan yang terus bertambah seiring makin banyaknya jumlah dosen tetap? Menurut Prof Uman, itulah pentingnya memberdayakan dosen yang mempunyai pemikiran yang jauh. “Penelitian harus menjadi sesuatu yang bisa dijual sehingga biaya operasional kampus tidak serta merta mengandalkan dari pendapatan mahasiswa saja,” jelasnya.
Sebab jika hanya mengandalkan pendapatan dari mahasiswa bisa berakibat fatal. “Kalau mahasiswa yang daftar banyak tentu saja cerah kondisi kampus. Tapi bagaimana kalau kalau mahasiswa sedikit, apakah mesti gaji dosen dipotong juga?”tanyanya. Karena itu, menurutnya kampus tidak bisa hanya mengandalkan tim marketing yang dibentuk oleh kampus. Sebab pada hakekatnya, setiap dosen adalah tim marketing. Caranya tentu bukan dengan membagi-bagi brosur, tetapi dengan membuktikan diri sebagai dosen terbaik. “Maka itu secara tidak langsung orang akan mengikuti anda,” jelasnya.
Sementara Rektor Universitas Raharja Po Abas Sunarya menyambut secara positif harapan Prof Uman terkait penguatan dosen tetap. Sebab hal itu sudah menjadi kewajiban setiap perguruan tinggi. “Setiap dosen memang harus naik pangkat dan itu harus terus diingatkan. Ibarat atlet meski sudah juara dunia harus tetap latihan,” jelasnya. Yang pasti kata Abas, Universitas Raharja memiliki komitmen agar seluruh tenaga pengajarnya terus berkembang dan menjadi lebih baik lagi. “Makanya, boleh dikatakan kampus kita sekarang menjadi rujukan, banyak yang berkunjung ke kita sampai kita sendiri sebetulnya kewalahan,”terangnya. (made)
Diskusi tentang ini post