SATELITNEWS.ID, TIGARAKSA—Merasa tidak terima atas ditudingan penyalahgunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Kepala SMAN 21 Wiji dan mantan bendahara Subaih, yang didampingi oleh penasehat hukumnya Goni, meminta para guru dan Komite bisa menghargai proses pemeriksaan dugaan penyalahgunaan dana BOS 2019 yang kini masih ditangani oleh Inspektrorat Banten.
Penasehat Hukum Wiji dan Subaih, Goni mengatakan, bahwa kliennya merasa keberatan dengan adanya tudingan kriminalisasi para guru. Padahal sebelum terjadi keributan antara Kepsek, mantan bendahara, dan guru SMAN 21 beberapa waktu lalu, sudah banyak berita bahwa Wiji dan Subaih dituding melakukan korupsi dana BOS 2019 sebesar Rp1,2 miliar. Kata dia, hal ini belum terbukti karena masih dalam pemeriksaan. Ditambah masih ada praduga tidak bersalah.
“Padahal kan ada praduga tak bersalah, sedangkan dari Inspektorat masih proses pemeriksaan. Kok dia sudah bisa mengatakan itu tindak pidana korupsi dan harusnya itu dikatakan oleh ahlinya,” kata Goni, dalam klarifikasinya di kawasan Tigaraksa.
Goni merasa miris atas aksi demonstrasi para guru dan Komite Sekolah di Mapolresta Tangerang pada Senin (30/6) lalu, yang melibatkan para siswa SMAN 21 Kabupaten Tangerang. Kata dia, dalam aksi unjuk rasa itu ditulis bahwa kepala sekolah dan mantan bendahara itu telah melakukan penggelapan dana BOS.
Goni melanjutkan, sikapnya sebagai penasehat hukum akan meluruskan permasalahan, yang selama ini seolah-olah menyudutkan kliennya di setiap pemberitaan di media manapun. Pasalnya, akibat tuduhan-tuduhan yang belum terbukti itu, berdampak pada psikis anak dan istri Wiji dan Subaih.
“Anak dan istrinya menjadi korban mental, kemana-mana seolah-olah bapaknya sudah bener-bener korupsi. Padahalkan kita bukan ahli, tapi saya lihat dari kemarin seolah-olah ini sudah terbukti. Tidak perlu saya sebutin mungkin rekan-rekan tahu siapa. Sedangkan Inspektorat aja masih memeriksa kok dia bisa mengatakan seperti ahli,” paparnya.
Terkait masalah dugaan pemukulan oleh salah seorang guru berinisial WY kemarin, kata Goni, ada tidaknya kejadian pemukulan tersebut masih dalam proses penyidikan dari kepolisian.
“Kita tunggu saja hasil penyidikan dari kepolisian. Hasilnya bagaimana kita tunggu saja, kita nggak mau berasumsi kita paling bener,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala SMAN 21 Kabupaten Tangerang, Wiji saat diminta klarifikasinya menuturkan, jika tudingan kepada dia dan mantan bendaharanya itu berawal dari undangan dari para guru dan komite, yang ingin mengadakan rapat dinas pergantian bendahara sekolah. Serta penjelasan soal penggunaan LPJ BOS kepada para guru beberapa bulan lalu.
Akan tetapi, dia memutuskan untuk tidak memenuhi undangan tersebut. Lantaran surat undangan rapat secara kedinasan itu menggunakan kop sekolah, namun bukan ditandatangani oleh dirinya selaku kepala sekolah.
“Waktu itu saya sempat tanyakan kepada wakil kepala sekolah saya, apa ini tidak salah mengundang saya sebagai tamu oleh guru-guru untuk rapat. Yang kedua kaitannya dengan PSBB, pemerintah bukannya waktu itu melarang kita untuk kumpul-kumpul,” tutur Wiji.
Lanjut Wiji, alasan lain dia memutuskan tidak memenuhi undangan rapat tersebut, karena bukan kewajiban kepala sekolah untuk mengadakan serah terima jabatan bendahara. Pasalnya, pergantian bendahara itu menggunakan SK dari gubernur.
Selain itu, Wiji menilai bukanlah kewajiban dirinya untuk menjelaskan tentang laporan keuangan BOS kepada guru-guru, karena pertanggungjawaban laporan keuangan BOS adalah ranah Inpektorat dan BKD.
“Nah disitulah memang saya sudah menyatakan kalau seperti ini, saya sudah menganggap ini (surat udangan rapat) adalah ilegal sehingga saya tidak hadir,” jelasnya.
Terkait tudingan atas dugaan penyalahgunaan dana BOS 2019 yang dialamatkan kepada Wiji dan mantan bendaharanya, Wiji mengatakan akan menunggu hasil pemeriksaan dari Inspektorat.
“Kita tunggu hasilnya dari Inspektorat atau pun dari kepolisian kan sudah ada porsinya masing-masing, kita tidak mau mendikte apapun. Kita percayakan kepada mereka karena mereka sudah profesional sudah biasa menangani masalah ini,” tandasnya. (alfian/aditya)
Diskusi tentang ini post