SATELITNEWS.COM, SERANG – Pemprov Banten mengklaim, serapan tenaga kerja pada periode Januari-September 2024, sudah mencapai 115.337 orang yang terdiri dari 114.552 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan 815 Tenaga Kerja Asing (TKA).
Jika disandingkan dengan data Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang terakhir dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Februari 2024 kemarin, trand TPT di Banten mengalami penurunan.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, TPT di Banten pada Februari 2024 kemarin mencapai 424.690 orang. Jika dikurangi dengan jumlah penyerapan tenaga kerja di atas, maka TPT di Banten masih menyisakan sekitar 310.138 orang.
Pj Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan, Pemprov Banten terus mengikhtiarkan penyediaan lapangan pekerjaan sesuai dengan kompetensi masing-masing melalui berbagai intervensi seperti peningkatkan investasi, menggerakkan sektor-sektor rill, peningkatan dalam rangka pelatihan pekerja sampai job fair.
Terhadap data yang disampaikan BPS itu, Al mengaku, saat ini masih dalam proses pendalaman. Pasalnya dirinya juga mempunyai data pembanding yang itu benar-benar rill dari para pencari kerja yang terdaftar di Disnaker Kab/Kota sekitar 5.000 orang.
“Jumlah angkatan kerja produktif yang terdata di kita itu, ada sekitar 6 juta. Kalau ada 45 ribu atau 90 ribu atau di kali lipat karena tidak terdaftar, berarti kan masih di bawah 1,5 persen saja,” kata Al, Selasa (29/10/2024).
Untuk itu, Pemprov akan melakukan pendataan ulang semua itu by name by address. Sehingga persoalan ketenagakerjaan itu bisa diakses melalui satu data yang valid dan benar-benar berdasarkan sensus, bukan survey.
Dirinya ingin lacak, dimana orangnya dan karakter penganggurannya apa. Kan macam-macam variannya. Mungkin tidak sesuai dengan lapangan kerja, yang diminatinya dan beberapa juga kaitannya dengan faktor usia.
“Jadi banyak factor yang menentukan sehingga pilihan kerja itu sesuai dengan keinginannya. Dengan demikian maka kita koridornya adalah data reel yang diinput oleh kita yang terdaftar pencari di kab kota,” ucapnya.
Terpisah, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Banten, Virgojanti mengungkapkan, capaian serapan kerja itu tersebar pada puluhan ribu proyek investasi yang masuk ke Provinsi Banten baik itu dalam bentuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA).
Berdasarkan catatan, pada periode itu untuk investasi PMDN yang paling mendominasi adalah sektor Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran yang nilainya mencapai Rp7,81 Triliun atau 22,05 persen dari target, dengan jumlah proyek mencapai 1.950 proyek.
Kemudian sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar Rp6,15 Triliun atau 17,37 persen dengan nilai proyek mencapai 2.437 proyek. Lalu industry kimia dan farmasi 1.137 proyek, industry jasa lainnya 4.262 proyek dan jasa lainnya 15.639 proyek.
“Untuk PMA itu yang mendominasi industry logam dasar dengan 436 proyek, industry kimia dan farmasi 799 proyek, perumahan 330 proyek, industry kertas 423 proyek dan listrik, gas serta air 202 proyek,” ucapnya.
Virgo mengaku optimis, dengan capaian investasi yang akan diraih, dapat menyerap tenaga kerja yang melebihi dari tahun sebelumnya. Apalagi kalau melihat trand data yang ada, dan kita masih mempunyai cukup waktu untuk terus meningkatkannya.
“Pada tahun 2023 lalu serapan tenaga kerja kita mencapai 123.515,” pungkasnya. (luthfi)
Diskusi tentang ini post