SATELITNEWS.COM, JAKARTA—Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan anggur shine muscat yang beredar di Indonesia tidak terdeteksi adanya residu pestisida klorpirifos. Hasil tersebut didapatkan setelah menguji sejumlah sampel anggur shine muscat.
“Hasil Pengujian sampel dari wilayah Jabodetabek, Bandung, dan Bandar Lampung yang dilakukan laboratorium Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPPOMN) BPOM menunjukkan hasil tidak terdeteksi adanya residu pestisida Chlorpyrifos,” kata Kepala BPOM Taruna Ikrar dalam dalam konferensi pers bersama Bapanas, di Jakarta, Senin (4/11).
Uji residu pestisida Chlorpyrifos dilakukan BPOM dengan menggunakan metode Gas Chromatography Tandem Mass Spectrometry (GC-MS/MS) (LOD 0.02 ug/kg/LOQ 0.07 ug/kg). Selain dari Jabodetabek, Bandung dan Bandar Lampung, Taruna mengatakan pengambilan sampel anggur shine muscat juga berasal dari Surabaya, Pontianak, Makassar dan Medan.
Di tempat yang sama, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyebutkan hasil uji cepat residu pestisida terhadap 350 sampel anggur shine muscat yang dilakukan oleh Dinas Urusan Pangan Daerah. Diketahui bahwa 90 persen sampel negatif dan 10 persen sampel terdeteksi positif dengan kadar yang rendah, di bawah ambang batas maksimum residu.
Arief menambahkan, pihaknya juga sudah melakukan uji laboratorium terhadap 240 senyawa residu pestisida pada sampel anggur Shine Muscat. Hasilnya terdeteksi 219 senyawa negatif dan 21 senyawa mengandung residu pestisida namun masih jauh di bawah Batas Maksimum Residu (BMR).
“Dari hasil uji ini juga dinyatakan tidak ada senyawa berbahaya seperti dugaan dari pemberitaan di Thailand yaitu (senyawa) klorpirifos dan endrin aldehyde,” ujar Arief.
Bila di kemudian hari ditemukan produk yang tidak aman di peredaran, Arief memastikan Bapanas akan mengambil tindakan tegas. Antara lain, seperti peringatan kepada pelaku usaha dan penarikan produk tersebut dari pasaran untuk mencegah dampak yang lebih luas terhadap kesehatan masyarakat.
Terpisah, Badan Karantina Indonesia (Barantin) mengungkapkan, pihaknya telah melakukan pengawasan pangan secara ketat termasuk pada anggur Shine Muscat asal China sejak dari negara asal (pre border) hingga ke pintu-pintu masuk di Indonesia (border) sebelum dipasarkan ke masyarakat secara luas.
“Barantin telah melakukan pengawasan pemasukan pangan segar asal tumbuhan dari luar negeri secara ketat termasuk buah-buahan segar dari negara manapun, jadi dari negara manapun kita lakukan pengawasan ini sudah sejak dari negara asal pre border hingga di tempat pemasukan di Indonesia,” kata Kepala Barantin Sahat M. Panggabean dalam konferensi pers berbeda di Jakarta, Senin.
Pihaknya sebelumnya juga tela memeriksa anggur Shine Muscat asal China pada 31 Oktober 2024 di sejumlah pintu masuk yang meliputi Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya dengan target melakukan pengujian residu pestisida seperti metalaxyl, cyprodinil, tebuconazol, bus alis dan pyrimethnyl juga chlorpyrifos.
Hasil uji sampel itu pun masih berada di bawah batas minimum bahkan tidak terdeteksi sehingga aman dikonsumsi. Ke depan, pihaknya senantiasa memperketat dan memastikan produk impor baik anggur Shine muscat maupun komoditas lainnya telah memenuhi persyaratan bebas cemaran.
Sebelumnya, Thailand menemukan anggur shine muscat yang diimpor dari China mengandung bahan kimia berbahaya. Hasil uji sampel pada 24 buah anggur shine muscat Thailand pada Oktober 2024 menunjukkan, 23 buah anggur di antaranya mengandung bahan kimia berbahaya, salah satunya klorpirifos yang dilarang di negara tersebut.
Selain itu, 22 buah anggur juga terkontaminasi 14 residu kimia. Zat kimia yang ditemukan dalam anggur shine muscat meliputi bifenazate, dinotefuran, fluopyram, boscalid, fluopicolide, pyrimethanil, ametoctradin, tetraconazole, ethirimol, metrafenone, fludioxonil, bupirimate, isopyrazam, oxathiapiprolin, biphenyl, dan cyazofamid. Beberapa bahan kimia berbahaya dari pestisida itu belum tercatat di Thailand. Sebab, efek yang ditimbulkan jika makan anggur tersebut belum diketahui. (bbs/san)
Diskusi tentang ini post