SATELITNEWS.COM, SERANG – Seorang Siswa SDN Pematang Warung, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Muhamad Akbar Al Faruq, harus menjalani operasi usus buntu di Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) Cilegon, akibat diduga menjadi korban bullying oleh temannya di sekolah.
Dugaan kasus bullying yang terjadi di SDN Pematang Warung, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang tersebut, saat ini dengan ditelusuri oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Serang.
Kerabat Akbar, Abdul Rozak mengatakan, Akbar sering mendapatkan bullying dari teman sekolahnya. Bahkan sampai terjadi aksi kekerasan seperti pemukulan. Aksi pemukulan itu berlangsung selama tiga hari berturut-turut mulai dari Rabu 30 Oktober 2024 hingga Jumat 1 November 2024
“Perutnya dipukuli oleh temannya,malam sabtunya, Akbar kesakitan parah,” ujar Abdul Rozak, Rabu (6/11/2024).
Kata Rozak, aksi bullying tersebut berlangsung di dalam kelas saat jam istirahat.
“Yang mukulin satu orang, dia memaksa Akbar untuk main boxing. Tapi Akbar tetap nolak gak mau. Ditinju juga Akbar tetap gak melawan,” ujarnya.
Rozak menuturkan, saat ini, Akbar menjalani operasi di RSKM Cilegon karena usus buntu nya pecah.
“Perut bagian kanan mengalami pembengkakan, kalau kata dokter kondisi ususnya sudah parah,” ujarnya.
Rozak berharap, pihak sekolah dapat menyelesaikan persoalan tersebut. Apalagi aksi kekerasan itu berlangsung di lingkungan sekolah.
“Pihak sekolah paling tidak harus memediasi orangtua korban dan orangtua pelaku, harus ada upaya penyelesaian untuk pemulihan korban, baik secara fisik maupun psikis,” ujarnya.
Rozak juga berharap, kejadian serupa tidak lagi terjadi di lingkungan sekolah.
“Bagaimana pun bullying harus ditiadakan, pihak sekolah harus melakukan antisipasi dan pencegahan, jangan terkesan mewajarkan,” katanya.
Sementara, Kepala Bidang SD pada Disdikbud Kabupaten Serang, Janjusi mengatakan pihaknya masih menelusuri terkait dugaan kasus bullying yang terjadi di SDN Pematang Warung, Kecamatan Cinangka.
Pihaknya terlebih dahulu harus mendalami informasi yang masuk agar tidak salah dalam menentukan keputusan.
“Kita liat nanti kejadiannya seperti apa, kita masih telusuri. Kondisinya seperti apa, kejadiannya seperti apa, akan kita tindaklanjuti,” ujarnya.
Janjusi mengaku, sudah melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah untuk mengantisipasi agar tidak terjadi bullying di sekolah-sekolah.
“Kita sudah berikan sosialisasi baik ke sekolah ataupun ke kepala sekolah ataupun ke guru. Cuman memang sering kali kondisi di sekolah diluar kontrol,” pungkasnya. (sidik)
Diskusi tentang ini post