SATELITNEWS.COM, TANGSEL-Komunitas Tangsel Bersatu mendatangi Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), pada Kamis (7/11/2024). Kedatangan mereka untuk mengadukan sejumlah persoalan yang terjadi khususnya di kalangan pelajar.
Aspirasi yang disampaikan ialah kasus kekerasan seksual dan kekerasan terhadap pelajar yang belakangan ini terjadi dan berbuntut demo ratusan pelajar di Kantor Pemkot Tangsel beberapa waktu lalu. Aspirasi dari Komunitas Tangsel Bersatu tersebut langsung diterima oleh Komisi II DPRD Kota Tangsel.
Ketua Komunitas Tangsel Bersatu, Aprilyandi mengungkapkan bahwa pihaknya membawa lima poin aspirasi kepada Komisi II DPRD Kota Tangsel. Dimana, poin lainnya membahas soal laporan korban kekerasan seksual sejak bulan Juni 2024 belum juga ada titik terang dari Mapolres Tangsel.
“Tangsel Bersatu meminta pihak DPRD Komisi II untuk segera memfollow-up laporan korban kekerasan yang masuk pada Polres Tangsel sejak Juni 2024 hingga saat ini karena statusnya mangkrak atau tidak ada kejelasan,” ujarnya saat dikonfirmasi.
Dirinya berharap, dengan dilakukan audiensi ini diharapkan dapat menyelesaikan persoalan yang sampai saat ini belum ada titik terang. Untuk itu, pihaknya berharap penuh para wakil rakyat bisa mendengarkan keluhan rakyatnya.
“Saya sih berharap supaya ke depannya, baik dari pihak pemerintah maupun DPRD yang sekarang ini dari Komisi II ya khususnya, bisa lebih transparan dalam melakukan hal-hal yang diminta secara total oleh kami,” ucapnya.
Sementara, Ketua Komisi II DPRD Kota Tangsel, Dadang Darmawan mengungkapkan bahwa aspirasi dari Komunitas Tangsel Bersatu akan ditindaklanjuti oleh para Anggota Komisi II. Menurut Dadang, Kota yang memiliki motto ‘Cerdas, Modern dan Religius’ ini seharusnya menjadu kota yang ramah terhadap pelajar agar bisa berkonsentrasi untuk belajar.
“Dari teman-teman KTB ada laporan dari masyarakat terkait kekerasan seksual, kekerasan terhadap pelajar, dan juga ada beberapa hal lain yang cukup marak,” ujarnya di Gedung DPRD Kota Tangsel, Kamis (7/11/2024).
Dadang menerangkan, untuk saat ini pihaknya akan mengkaji lebih dalam terhadap laporan dari Komunitas Tangsel Bersatu tentang semua kekerasan terhadap anak ataupun pelajar. Menurutnya, laporan yang disampaikan merupakan sebagian besar kasus, terutama yang baru saja terjadi di Tangsel. Seperti, kasus pembina pramuka, tawuran, dan lain sebagainya.
“Yang jauh lebih penting kami telah menerima laporan tersebut, kami berkomitmen untuk bisa menjadi mitra strategis mereka. Justru kita bersyukur ada anak muda yang perhatian terhadap kejadian di kalangan pelajar dan dunia pendidikan yang harusnya menjadi perhatian kita bersama,” paparnya. (eko)
Diskusi tentang ini post