SATELITNEWS.ID, RANGKASBITUNG–Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Lebak kesulitan mencari lahan atau gedung untuk dijadikan tempat karantina penanganan Covid-19. Salah satu yang menjadi hambatan adalah adanya penolakan dari warga sekitar terkait lokasi yang akan dijadikan tempat karantina. Hal itu disampaikan oleh pihak Gugus Tugas yang juga Kepala Dinas Kesehatan Lebak Triatno Supiyono.
Gugus Tugas Penangan Covid-19 sampai saat ini terus mencari tempat untuk dijadikan tempat karantina pasien Covid-19. Langkah itu dilakukan karena kasus terkonfirmasi warga positif terus bertambah. Namun tak mudah bagi gugus tugas mendapat tempat yang representatif bagi pasien positif maupun orang-orang berisiko menularkan tanpa gejala alias OTG.
“Dari empat tempat yang diharapkan, salah satunya bisa menjadi tempat karantina, tak ada satupun pemiliknya yang memberikan izin. Mereka tidak memberikan tempatnya untuk dijadikan tempat karantina,” ujar Triatno belum lama ini.
Keempat tempat itu, lanjut Triatno adalah Balai Pemulihan dan Pengembangan Sosial (BPPS) Provinsi Banten, Balai Pelatihan Koperasi dan UMKM Provinsi Banten, Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Banten dan Balai Latihan Kerja Lembaga Pelatihan Perkebunan (BLK-LPP) Cisalak Baru. “Memang yang kami surati hanya balai pelatihan koperasi. Kalau LPP Cisalak tadinya sudah oke, tetapi setelah kami melihat fasilitasnya sepertinya tidak mungkin ya, tidak memenuhi syarat,” ungkap Triyatno.
Menurutnya, untuk sementara, gugus tugas akan merujuk pasien-pasien yang terkonfirmasi positif untuk dibawa ke Rumah Sakit Umum (RSU) Banten, dalam penangannya. “Mereka yang kontak erat (OTG) kami upayakan agar isolasi mandiri. Bicara antisipasi, tempat karantina memang sudah harus ada,” tandasnya.
Menanggapi soal kesulitan mendapatkan lahan atau gedung untuk dijadikan tempat karantina pasien Covid. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lebak, Acep Dimyati mengatakan, harus ada sinkronisasi dalam mememutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini. “Semua orang pasti tidak ingin wilayahnya menjadi tempat karantina, tapi ini persoalan besar harus ada kesingkronan atau kerjasama dalam memutus mata rantai penyebaran Covid,” kata singkatnya. (mulyana/made)
Diskusi tentang ini post