SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Ketiga pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang memiliki jawaban yang hampir sama atau mirip dalam hal mengatasi permasalahan sampah yang cukup pelik. Mereka sepakat melibatkan masyarakat hingga menggunakan teknologi pengolahan sampah. Hal itu disampaikan ketiga paslon saat debat kedua Pilwalkot Tangerang pada Selasa (12/11) yang disiarkan langsung di stasiun Metro TV.
Pernyataan ketiga paslon soal sampah tersebut muncul saat sesi pertanyaan yang diambil secara acak. Pertanyaan tersebut ditujukan kepada paslon nomor urut 3, Sachrudin-Maryono terkait upaya pengolahan sampah dengan TPST 3R dan cara mengatasi kelebihan kapasitas TPA Rawa Kucing. Serta mengaktifkan kembali TPST 3R yang belum berjalan.
Sachrudin menjelaskan dalam persoalan ini, ia dan Maryono akan melibatkan seluruh stakeholder khususnya keterlibatan masyarakat untuk mengurangi timbunan atau tumpukan sampah di lingkungan masyarakat, serta mengurangi sampah di TPS. Kemudian, Sachrudin juga akan meningkatkan pelayanan pengolahan sampah melalui peran di tingkat Kecamatan, Kelurahan, RW dan RT dengan memanfaatkan teknologi.
“Kami juga akan melibatkan pihak swasta untuk mengolah sampah sebelum dibuang ke TPA Rawa Kucing,” katanya.
Pernyataan Sachrudin pun lalu ditanggapi oleh calon nomor urut 1, Faldo Maldini. Faldo menyebut akan fokus kepada pemilahan
sampah. Pasalnya, kata dia, apapun teknologinya, jika pemilahannya tidak dilakukan secara baik, tentu tidak akan selesai.
“Ke depan kami akan mengajak masyarakat untuk memilah sampah kita. Untuk mempermudah proses-proses selanjutnya, agar sampah yang sudah dipilah gampang kita mengolahnya, Tentunya kami akan memastikan akan ada kader yang fokus mengajak bapak atau ibu untuk sama-sama mengolah sampah kita,” ucapnya.
“Karena itu ada nilai ekonominya. Insya Allah berkah buat kita semua,”sambungnya.
Sementara calon walikota nomor urut 2, Ahmad Amarullah menanggapi bahwa permasalahan sampah di Kota Tangerang sejak dulu hingga sekarang belum dituntaskan. Oleh karenanya, ia akan menyediakan mesin pencacah dalam pengolahan sampah.
“Memang mengatasi sampah merupakan pekerjaan yang berat, tapi kita harus memulainya dan menyelesaikannya. Contohnya sampah di kali sipon yang sempat viral itu sampai saat ini belum teratasi,” katanya.
“Sehingga perlu ada mesin pencacah. Mesin itu berbasis di kelurahan. Agar sampah yang dibuang ke TPA hanya sedikit,” ujarnya. (hafiz)
Diskusi tentang ini post