SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG – Bantuan untuk Nenek Sa’adiah (50), warga Kampung Sigotong, Desa Alaswangi, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, yang tinggal selama puluhan tahun di gubuk reyot, mulai berdatangan.
Sebelum bantuan program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) direalisasi, bantuan pertama sementara datang dari Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Pandeglang, berupa paket sembako dan bantuan lainnya.
Bahkan, instansi tersebut mengusulkan perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) kepada Pemprov Banten.
Kepala Dinsos Kabupaten Pandeglang, Wawan Setiawan mengatakan, Dinsos Kabupaten telah melakukan assessment sekaligus menyerahkan bantuan kebutuhan dasar logistik, terkait berita viral di beberapa media.
Bantuan yang diberikan itu, berupa sembako, kasur lipat, makanan siap saji, selimut, tenda gulung, kids ware, family kit, dan makan ringan.
Bantuan itu sifatnya bantuan cepat, dan langsung diberikan kepada yang bersangkutan.
“Kita sudah lakukan assessment, dan memberikan bantuan cepat kepada keluarga Nenek Sa’adiah. Kita juga sudah membuat data, dan mengajukan permohonan untuk bantuan lainnya,” kata Wawan, Kamis (14/11/2024).
Wawan mengatakan, untuk bantuan perbaikan rumah, pihaknya sedang mengupayakan agar bisa diprioritaskan pada pagu anggaran Tidak Terduga (TT) Pemkab Pandeglang.
Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan Pemprov Banten dan Pemerintah Pusat, agar bisa mendapatkan bantuan perbaikan RTLH dari Kementerian Sosial.
“Untuk sementara, perbaikan rumah ditangani oleh Lurah bersama masyarakat secara gotong royong. Untuk bantun RTLH, sekarang adanya di Dinas Perkim,” ujarnya.
Selain mengajukan bantuan perbaikan RTLH, pihaknya juga melakukan pemeriksaan terhadap data Nenek Sa’adiah. Tindakan itu sengaja dilakukan, guna memastikan yang bersangkutan menerima bantuan sosial (Bansos) dari Pemerintah Pusat.
“Setelah kita periksa, beliau merupakan penerima aktif bantuan dari pemerintah, baik itu PKH (Program Keluarga Harapan), BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai), dan bantuan beras,” tutuenya.
Sebelumnya diberitakan, pemerataan perekonomian di Kabupaten Pandeglang belum sepenuhnya tercapai. Buktinya, nenek Sa’adiah (50) warga Kampung Sigotong, Desa Alaswangi, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, selama puluhan tahun tinggal di gubuk reyot.
Nenek Sa’adiah, tinggal bersama suaminya kakek Karjo (59) selama lebih dari 20 tahun dan belum pernah mendapatkan bantuan perbaikan rumah, alias masih tinggal di gubuk reyot atau Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
Pasangan suami istri itu tinggal di gubuk berukuran lima kali sembilan meter, dengan kondisi bangunan memprihatinkan.
Dinding yang terbuat dari bambu atau bilik, sudah banyak berlubang dan kotor, kondisi itu diperparah dengan atap rumah yang bocor ketika terjadi hujan.
Selain itu, kondisi tempat mandi, cuci, kakus (MCK) pasangan suami istri ini sangat tidak layak, karena hanya ditutup kain dan baliho bekas yang sudah usang.
Sa’adiah mengaku, dirinya tinggal bersama suami dan enam orang lain di rumah tersebut.
Selama puluhan tahun, rumah yang ditinggalinya belum pernah mendapatkan bantuan perbaikan rumah dari Pemkab Pandeglang.
Hal itu terjadi karena, dirinya tidak memiliki dana untuk melakukan pembangunan rumah yang biasa ditinggali itu.
Bahkan, kata dia, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, dirinya hanya menjual sayuran keliling, sementara suaminya menjadi penggembala kambing.
“Rumah saya diisi delapan orang. Sedih rasanya, tapi saya memilih memprioritaskan pendidikan anak-anak. Yang penting semua anak saya bisa sekolah. Lima orang anak saya sekolah, dan saya ingin mereka punya masa depan lebih baik,” katanya, Selasa (12/11/2024)
Dia berharap, bisa mendapatkan bantuan perbaikan rumah dari Pemkab Pandeglang, karena selama puluhan tahun dirinya dan keluarga harus bertahan dengan kondisi rumah yang lapuk dan khawatir roboh. Kondisi saat hujan sering membuat seluruh bagian rumah basah, termasuk pakaian dan buku anak-anaknya.
“Pengajuan bantuan sudah sering kami lakukan, sampai bosan. Tapi saya pasrah saja, semua rezeki sudah diatur Allah. Semoga suatu saat bisa tinggal di rumah yang lebih layak,” pungkasnya. (adib)
Diskusi tentang ini post