SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Kedua pasangan calon Gubernur-calon Wakil Gubernur Banten menyelaraskan visi misinya dengan Astacita yang diusung Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Upaya menyelaraskan visi misi itu dipaparkan pasangan Andra Soni-Dimyati Natakusumah dan Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi dalam debat pamungkas Pilkada Banten 2024, Rabu (20/11).
Debat ketiga itu mengangkat tema sinergi pembangunan daerah dan pusat dalam rangka memperkokoh negara kesatuan Indonesia. Sama seperti sebelumnya, debat terbagi dalam enam segmen. Pasangan calon nomor urut 1, Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi, dan pasangan calon nomor urut 2, Andra Soni-Achmad Dimyati Natakusumah, terlebih dulu memaparkan visi-misi, lalu akan menjawab pertanyaan panelis, dan tanya jawab antarpasangan calon.
Dalam pemaparannya paslon Gubernur-Wakil Gubernur nomor urut 1, Airin-Ade menyatakan program kerja yang disusun linier dengan program pemerintah pusat. Menurut Airin, untuk menjadikan Banten maju bersama perlu terciptanya kolaborasi dan kerjasama seluruh pemangku kebijakan mulai dari pemerintah pusat hingga tingkat RT.
“Tidak mungkin pemerintahan tidak linier karena harus satu kesatuan karena masyarakatnya sama yaitu di daerahnya masing-masing,” katanya.
Airin memastikan visi-misi yang disusun sudah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat Banten. “Visi misi yang kami susunan berdasarkan apa yang kami temukan di lapangan, apa yang jadi harapan dan keinginan masyarakat yaitu Banten maju bersama. Visi kami sudah disusun dalam 4 visi dan 12 program kegiatan,” kata Airin.
Calon Wakil Gubernur Banten, Ade Sumardi menegaskan visi misi tersebut tidak akan menjadi celoteh belaka. Sebab itu akan menjadi jawaban dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat Banten.
“Ketika ada ibu-ibu dan juga bapak-bapak di sana berteriak jalan kami rusak sehingga kami ini susah untuk berobat, Bagaimana petani tidak maju karena jalan rusak Maka dijawab oleh kami dengan Jalan Poros Desa bagus,” pungkasnya.
Sementara itu paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten nomor urut 2, Andra Soni dan Dimyati menyatakan bakal membuat 8 program unggulan dan 24 program turunan. Andra menyebut progam tersebut seusai dengan Asta Cita pemerintah pusat.
“Ini sesuai dengan Asta Cita dari Pak Prabowo dan Mas Gibran Rakabuming Raka dan kami telah menyusun 8 program prioritas dan kemudian 24 program turunan,” kata Andra.
Andra mengungkapkan ada tiga masalah utama di Banten. Yakni Infrastruktur, kesehatan dan pendidikan. Atas hal itu, Andra berjanji akan menyelesaikan tiga masalah tersebut.
“Kami melihat ada tiga hal penting yang menjadi permasalahan di Banten yaitu insfratruktur, pendidikan dan kesehatan. Oleh karena itu prioritas kami mengoptimalkan pembangunan insfratruktur yang berkeadilan untuk seluruh wilayah provinsi Banten,” katanya.
“Dan kemudian kami juga harus membuat masyarakat Banten untuk bisa menjadi masyarakat yang berkualitas, berdaya siang sehingga bisa mengurangi pengangguran, dan kondisi hari ini di Provinsi Banten tingkat pendidikan masih rendah, ini menjadi tantangan bagi Provinsi Banten tapi kami optimis bahwa ini bisa kita selesaikan secara bersama-sama,” lanjut Andra.
Dimyati Natakusumah berjanji bakal mengoptimalkan pembangunan insfratruktur di Banten. Hal itu katanya, agar menghasilkan pembangunan yang merata.
“Delapan program akan kami bangun yaitu pembangunan melalui infrastruktur. Sehingga tidak ada lagi gap antara utara dan selatan, barat dan timur,” katanya.
Dalam sesi tanya jawab antar calon, Andra Soni melontarkan pertanyaan tentang strategi Airin mengatasi permasalahan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia. Dia membeberkan persoalan Banten seperti angka lama sekolah, pengangguran yang nomor dua di Indonesia dan kemiskinan nomor lima di Pulau Jawa.
Menjawab pertanyaan tersebut, Airin mengatakan salah satu penyebab tingginya angka pengangguran adalah sekolah kejuruan tidak sesuai dengan lapangan kerja. Untuk itu dia akan melakukan evaluasi terhadap sekolah kejuruan.
“Sekolah kejuruan yang ada di Banten harus disesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja yang disebut dengan konsep link and match,” ungkap dia.
Selain itu, kata dia, Pemprov Banten melalui Dinas Ketenagakerjaan harus dapat menciptakan keterbukaan lapangan kerja dengan penerapan digitalisasi. Tujuannya adalah menghindari percaloan yang marak terjadi saat ini. Menurut Airin, dengan adanya transparansi dan digitalisasi maka masyarakat memiliki akses untuk mencari lapangan pekerjaan.
“Jika Allah menakdirkan saya menang dan dilantik sebagai gubernur, pertama kali yang saya lakukan adalah melakukan reformasi birokrasi Dinas Tenaga Kerja. Karena saya merasakan betul Dinas Tenaga Kerja di Provinsi Banten belum maksimal. Pastikan bahwa lapangan kerja terbuka, transparan. Sehingga orang bisa bekerja, orang bisa tahu ada pekerjaan apa,” ungkap dia.
Terkait jawaban tersebut, Andra Soni menyatakan Banten harus bersyukur karena memiliki kawasan industri yang besar. Namun permasalahan selalu muncul karena warga lokal tidak mendapatkan privillege untuk mendapatkan kerja di sana.
“Setelah kita analisa karena salah satunya adalah tingkat atau lama belajar warga Banten ada di angka 9,15 tahun. Mereka kesulitan dengan ijazah SMP untuk melamar pekerjaan. Solusi dari Andra-Dimyati adalah kita gratiskan SMA/SMK negeri dan madrasah aliyah, khususnya swasta di Banten hingga menembus wajib belajar 12 tahun. Kami akan memberikan program Plat A. Pelatihan vokasi sesuai dengan industri di Banten. Kita harus menciptakan zona serlok atau zona serapan tenaga kerja lokal. Anak-anak lokal, pabrik di situ, tinggal di situ, dan mendapatkan sertifikasi harusnya bekerja di tempat mereka dilahirkan. Ini adalah bentuk keadilan yang adil, merata dan tidak korupsi,” ujar dia. (gatot)
Diskusi tentang ini post