SATELITNEWS.COM, TANGERANG – Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang berfungsi memproduksi hormon-hormon, yang berperan dalam mengontrol proses metabolisme tubuh. Seperti mengatur suhu tubuh, mengontrol penyerapan nutrisi dan penggunaan energi, mengatur reproduksi, mengoptimalkan perkembangan otak dan sistem saraf, mengatur tekanan darah dan denyut jantung.
Menurut dr. Rochsismandoko, Sp.PD, KEMD, FINASIM, FACE, dokter spesialis penyakit dalam yang mendalami sub spesialisasi endokrin dan penyakit metabolik dari Bethsaida Hospital, masalah tiroid dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu, perubahan ukuran atau bentuk tiroid yang biasa dikenal dengan gondok, gangguan fungsi hormon tiroid atau kombinasi dari gangguan bentuk dan gangguan fungsi hormon tiroid.
Lanjutnya, perubahan ukuran tiroid yang sering dikenal sebagai gondok dibagi menjadi dua yaitu benjolan jinak dan ganas. Sedangkan gangguan fungsi hormon dibagi menjadi hipertiroid (kelebihan hormon) dan hipotiroid (kekurangan hormon).
Gejala Hipertiroid menurut dr. Rochsismandoko meliputi;
● gemetar, gelisah, mata melotot
● Penurunan berat badan meski banyak makan
● Gangguan tidur, rasa lelah, jantung berdebar-debar
● Intoleransi panas, diare, dan gangguan menstruasi
● Otot lemah, rasa cemas, nadi cepat, kelenjar gondok membesar
Gejala Hipotiroid meliputi:
● Mudah lelah, peningkatan berat badan, pelupa
● Sulit berkonsentrasi, rambut rontok, kulit kering
● Intoleransi dingin, kolesterol tinggi, mata sembab
● Denyut jantung melemah, suara parau, siklus menstruasi tidak teratur.
dr. Rochsismandoko mengungkapkan, bahwq gangguan kelenjar tiroid ini kerap kali diabaikan. Padahal, jika tidak terdeteksi dan ditangani sejak dini, kelainan tiroid dapat menurunkan produktivitas dan kualitas hidup. Oleh karenanya, penting bagi masyarakat untuk melakukan deteksi dini, serta mendapatkan penanganan yang tepat terhadap masalah tiroid.
“Penting untuk masyarakat memahami bahwa gangguan tiroid sering kali tidak menunjukkan gejala khusus, sehingga pemeriksaan dan deteksi dini menjadi sangat krusial. Dengan penanganan yang tepat, pasien dapat terhindar dari komplikasi serius yang menurunkan produktivitas dan kualitas hidup,” jelas dr. Rochsismandoko.
Kini, Endocrine, Metabolic & Thyroid Center
Bethsaida Hospital yang telah memiliki layanan Endocrine, Metabolic & Thyroid Center yang salah satu pelayanannya memberikan perhatian khusus terhadap penyakit tiroid ini. Mulai dari penegakan diagnosa, terapi khusus, hingga penanganan secara komprehensif.
Tidak sedikit diantara masyarakat yang menghindari rumah sakit untuk penanganan benjolan tiroid. Hal ini disebabkan oleh pemahaman, bahwa benjolan tiroid harus dioperasi dan kemudian diikuti oleh konsumsi obat seumur hidup.
Akan tetapi dr. Rochsismandoko, Sp.PD, KEMD, FINASIM, FACE sebagai dokter spesialis penyakit dalam yang mendalami sub spesialisasi endokrin dan penyakit metabolik dari Bethsaida Hospital mengatakan, bahwa sekarang untuk pembesaran kelenjar tiroid jinak bisa dilakukan tindakan minimal invasif yang tanpa operasi.
“Tindakan ini disebut juga sebagai Radio Frequency Ablation dimana metode ini digunakan untuk memperkecil ukuran sampai menghilangkan tonjolan (nodul) tiroid,” jelasnya.
Terkait prosedur tindakan RFA, dr. Rochsismandoko mengungkapkan, tindakan RFA ini akan melibatkan sebuah elektroda yang dimasukkan ke dalam leher, dengan bantuan USG sampai mencapai tumor di dalam kelenjar tiroid. Kemudian sebuah generator listrik akan dinyalakan, untuk mengalirkan energi termal untuk merusak struktur tumor. Tentu prosedur ini akan menggunakan anastesi lokal sehingga pasien merasa aman & nyaman selama menjalani prosedur.
Pada umumnya prosedur Radio Frequency Ablation ini akan memakan waktu hanya 30 menit sampai 1 jam, dengan kelebihan secara biaya lebih murah dan pasien tidak akan memiliki luka bekas sayatan operasi. Tindakan ini juga pada umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, baik saat dilakukan prosedur ataupun sesudahnya. Setelah menjalani prosedur RFA ini, dokter akan melakukan observasi selama 10-12 jam.
Selain itu, prosedur ini tidak memiliki banyak persyaratan, namun biasanya pasien akan disarankan untuk melakukan pemeriksaan darah terlebih dahulu.
“Kami menyediakan fasilitas lengkap, termasuk Radio Frequency Ablation, untuk penanganan tiroid dengan teknologi terkini dan tim medis berpengalaman, demi memastikan perawatan optimal dan nyaman tanpa operasi konvensional,” imbuh Dr. Pitono, Direktur Bethsaida Hospital Gading Sepong. (rls/aditya)
Diskusi tentang ini post