SATELITNEWS.COM, SERANG – Berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan perolehan suara di Pilgub Banten, Pasangan Calon (Paslon) Gubernur Nomor Urut 2, Andra Soni-Dimyati Natakusumah unggul di enam daerah, dengan total perolehan suara sebanyak 3.102.501 atau 55,8 persen.
Enam daerah yang dimenangkan oleh pasangan yang diusung Koalisi KIM Plus Nomor Urut 2 itu meliputi, Kota Serang, Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang.
Diketahui, di Kota Serang, Paslon Nomor Urut 1 memperoleh 139.289 suara dan Paslon Nomor Urut 2 memperoleh 197.005 suara. Lalu di Kabupaten Serang, Paslon 1 memperoleh 356.052 suara dan Paslon 2 memperoleh 475.441 suara.
Di Kabupaten Lebak, Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi memperoleh 325.662 suara dan Andra Soni-Dimyati Natakusumah memperoleh 344.199 suara.
Di Kabupaten Pandeglang Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi memperoleh 212.454 suara, sedangkan Andra Soni-Dimyati Natakusumah memperoleh 436.660 suara.
Selanjutnya di Kabupaten Tangerang, Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi memperoleh 589.429 suara dan Andra Soni-Dimyati Natakusumah 907.129 suara. Di Kota Tangerang Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi memperoleh 318.195 suara, dan Andra Soni-Dimyati Natakusumah 444.260 suara
Sedangkan, Pasangan Nomor Urut 1 Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi, hanya unggul di dua daerah, Kota Cilegon sebesar 122.852 suara dan di Kota Tangsel sebanyak 385.250 suara.
Jika ditotal dari seluruh daerah, suara Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi memperoleh 2.449.183 suara, atau 44,12 persen.
Ketua KPU Provinsi Banten Mohamad Ihsan mengatakan, pada Pilkada 2024 ini, meskipun masih di bawah 80 persen, namun tingkat partisipasi pemilihnya secara umum terjadi peningkatan dibandingkan Pilkada 2017 lalu.
Tingkat partisipasi masyarakat pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten tahun 2024 ini, sebesar 66,05 persen, meningkat dibanding sebelumnya sebesar 62,02 persen.
“Daftar Pemilih Tetap (DPT) kita sebesar 8.926.662, yang menyalurkan hak suaranya hanya sebesar 5.908.176 orang. Suara sah sebesar 5.551.684 suara, suara tidak sah sebesar 356.492 suara, dan totalnya sebesar 5.908.176 suara,” kata Ihsan.
Meski demikian, saksi dari Paslon 01 Dipo Heru Prayitno menolak untuk menandatangani hasil pleno rekapitulasi penghitungan suara yang dilakukan oleh KPU Provinsi Banten tersebut. Menurut Dipo, banyak pelanggaran yang terjadi baik sebelum maupun pada saat pemilihan namun itu tidak ditangani dengan baik oleh KPU maupun Bawaslu Provinsi Banten.
“Ini sikap kami atas dinamika politik yang terjadi. Mungkin teman-teman juga sudah banyak mendengar ada Apdesi yang sudah kita laporkan ke Bawaslu sebelumnya dan tindakannya tidak ada, kita tidak pernah mendapatkan konfirmasi balik seperti apa,” ujarnya.
“Kemudian juga keterlibatan ASN dan juga aparat penegak hukum, dari situ maka kami bersepakat untuk tidak tanda tangan di hasil pleno pada hari ini,” paparnya.
Ia mengatakan, penolakan untuk menandatangani hasil pleno ini juga dilakukan di tingkat kabupaten dan kota. Ia mengaku kecewa dan tim Airin-Ade katanya akan menyikapi hasil ini termasuk melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi.
“Langkah selanjutnya mengikuti petunjuk pimpinan, sepertinya akan mengambil langkah politis untuk menyikapi ini semua, kemungkinan seperti itu ke Mahkamah Konstitusi,” ujarnya.
Meski ada penolakan, Ketua KPU Banten M Ihsan menghormati keputusan saksi Airin-Ade yang menolak tanda tangan hasil rekapitulasi. Menurutnya ada mekanisme yang bisa ditempuh ke depan bagi pasangan ini untuk melakukan keberatan dengan cara menggugat ke Mahkamah Konstitusi.
“Tentu kami berharap kepada seluruh pasangan calon bisa menerima bisa legowo agar proses pembangunan di Banten bisa berjalan dengan baik,” ujar Ihsan.
Pengamat politik dari UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Syaeful Bahri mengatakan, kekalahan keluarga besar Rau dalam Pilkada serentak 2024 disebabkan beberapa faktor.
Salah satunya kampanye “tidak korupsi” yang gencar dilakukan Andra Soni berhasil membentuk persepsi masyarakat, bahwa Andra adalah calon yang akan melawan korupsi.
Sementara rivalnya, Airin Rachmi Diany beserta dengan keluarga besar Rau, termasuk yang beririsan seperti Fitron Nur Ikhsan, merupakan lingkaran keluarga Rau, yang sempat terjerat kasus korupsi. Kampanye antikorupsi ini kemudian memberikan dampak positif pada calon yang diusung Gerindra, namun di sisi lain memberi dampak negatif bagi lawan calon yang diusung Gerindra.
Pesan antikorupsi ini katanya, kemudian diperkuat dengan aparat penegak hukum yang mendekati hari pencoblosan, memanggil Tb Chaeri Wardana yang merupakan suami Airin juga Ketua DPRD Banten Fahmi Hakim, yang memiliki peran sentral di keluarga Rau.
Pemanggilan itu, meski masih sebagai saksi, menyangkut persoalan dugaan korupsi pengadaan lahan Sport Center, sehingga semakin memperkuat posisi siapa yang dilawan oleh kampanye “tidak korupsi”.
Faktor lain, endorse yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto lewat sebuah video bersama Andra Soni, yang meminta masyarakat Banten memilih Andra Soni semakin memperkuat posisi Andra-Dimyati di Pilgub Banten. Ini yang menyebabkan, hampir semua calon yang diusung oleh koalisi Partai Gerindra menang di Pilkada Banten.
“Banten sendiri sejak lama dikenal sebagai “kandang Prabowo”, karena suara Prabowo selalu unggul di Provinsi Banten setiap kali Pilpres,” ujarnya.
Faktor selanjutnya, kata Syaeful, bisa jadi karena pendekatan yang dilakukan oleh tim koalisi dengan Partai Gerindra, tepat. Pendekatan yang dimaksud, bisa jadi adalah pendekatan secara logistik maupun pendekatan lain. (luthfi)
Diskusi tentang ini post