SATELITNEWS.COM,TANGSEL—Polisi masih melakukan penyelidikan kasus penemuan jenazah tiga orang yang masih satu keluarga di Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Minggu (15/12) lalu. Penyelidikan dilakukan dengan metode Scientific Crime Investigation yang nantinya melibatkan banyak pihak, diantaranya ahli digital forensik dari kedokteran forensik.
Kapolsek Ciputat Timur Kompol Kemas Arifin menyatakan pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan telah mengamankan sejumlah barang bukti. Salah satu barang bukti yang diamankan yakni tali rapia dan tali tambang yang digunakan untuk mengakhiri hidup satu keluarga itu. Selain itu diamankan pula tiga unit telpon seluler milik pasangan suami istri tersebut.
“Kami akan menggunakan metode scientifik criminal investigation untuk membuat jelas. Nanti akan kami libatkan juga ahli digital forensik kedokteran forensik,” ungkap Kapolsek, Senin (16/12).
Diberitakan sebelumnya, satu keluarga ditemukan tewas di dalam rumah di wilayah Kampung Poncol, Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), pada Minggu (15/12/2014) sekitar pukul 11.00 WIB. Satu keluarga itu berjumlah tiga orang dengan rincian suami berinisial AF (31), istri berinisial YL (28) dan satu anak balita laki-lakinya AF (3).
Jenazah ketiganya sudah dimakamkan pada Senin (16/12). Mereka dikuburkan di dua lokasi berbeda. Sang suami dan ayah AF dimakamkan oleh pihak keluarganya di Kebayoran, Jakarta Selatan. Sementara sang istri dan anak YL dan AF dimakamkan di TPU Taman Makam Islam Radatul Jannah, Kampung Poncol, Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan. Keduanya dimakamkan di satu liang lahat.
“Suaminya dimakamkan keluarganya di Kebayoran. Istri dan anaknya di sini,” ujar Yani (38), kakak YL, saat dimintai keterangan di rumahnya yang berada dekat dengan tempat kejadian perkara, Senin (16/12).
Pantauan di lokasi, nampak puluhan warga berdatangan ke rumah Yani untuk mengucapkan bela sungkawa atas peristiwa tersebut. Sedangkan, rumah yang ditempati AF dan keluarganya terpasang garis polisi. Lokasi rumahnya berada persis di belakang rumah Yani.
Jenazah YL dan AH tiba dari rumah sakit Fatmawati Jakarta sekitar pukul 11.43 WIB. Setelah disholatkan, keduanya langsung dimakamkan dengan diiringi keluarga dan kerabat ke tempat peristirahatan terakhir.
Isak tangis keluarga pecah saat jenazah itu dikeluarkan dari mobil ambulans dan langsung dimasukan ke dalam kubur. Setelah tertutup tanah, keluarga dan para pelayat langsung menaburkan air mawar dan kembang.
Yani menyampaikan, sebelum peristiwa itu terjadi tidak ada hal aneh yang terjadi pada keluarga AF. Bahkan YL dan anaknya sempat bermain ke rumah Yani sehari sebelum kejadian.
“Semalam (sebelum kejadian) saya ngga dengar apa-apa. Kalau berantem juga saya pasti dengar. Habis maghrib masih main di sini sama anaknya,” ucapnya.
Dengan tersedu-sedu, Yani menceritakan bagaimana awalnya diketahui adik perempuan dan keluarganya itu ditemukan tidak bernyawa. Saat itu, ia hendak menyalakan stop kontak air yang ada di dalam rumah tersebut.
Namun, kata Yani, pintu rumah dalam kondisi terkunci namun jendela di samping terbuka. Sehingga, ia kemudian membuka pintu melalui jendela yang tidak terkunci. Alangkah terkejutnya dia saat melihat di dalam rumah bahwa YL dan AH sudah dalam keadaan membiru.
“Dari jendela saya slongket pintu. Saya lihat adik sama keponakan saya sudah tergeletak pada biru, saya langsung teriak-teriak,” paparnya.
Selanjutnya, para warga pun berdatangan setelah mendengar teriakan Yani. Pintu kamar mandi yang terkunci dari dalam pun langsung didobrak oleh warga dan ditemukan AF dalam keadaan leher tergantung.
“Awalnya saya pikir lakinya tidak ada. Adik sama ponakan saya dikasur kayak lagi tidur. Suaminya di kamar mandi dikunci dari dalam, warga langsung dobrak baru ketauan posisinya tergantung. Anaknya luka di leher kayak semacem jiretan sama mulutnya berbusa,” jelasnya.
Di mata tetangga, AF dan YL merupakan pasangan suami istri yang harmonis. Bahkan, bisa dibilang mereka cerminan dari keluarga bahagia. Dimana, AF berkerja di toko kue Pondok Pinang Jakarta Selatan dan YL sebagai ibu rumah tangga. Hal ini dikatakan oleh Siti, salah satu tetangga dekat tempat kejadian perkara.
“Keseharian keluarganya harmonis pokoknya baik-baik saja. Keduanya juga punya kemistri yang baik. Sopan santunnya juga menurut saya bagus tidak ada masalah, bahkan saya kesimpulannya mereka keluarga bahagia,” katanya.
“Kalau pihak istri memang asli orang sini. Bapaknya orang sini. Mereka sering jalan-jalan berdua. Kesehariannya juga mereka bergaul bisa nyampur ke semua kalangan. Sama yang lebih tua juga enak,” lanjutnya.
Siti pun tidak menyangka atas apa yang terjadi pada keluarga tersebut. Ia pun kerap bertemu dengan YL ketika sedang berbelanja di warungnya. Siti mengaku pertemuan terakhirnya belum sampai satu pekan.
“Bukan kaget lagi saya, waktu kemarin saya lagi nengok ke pesantren terus dapat kabar ini benar-benar syoklah tidak menyangka sama sekali. Ketemu terakhir belum ada seminggu, soalnya dia sering belanja juga di warung saya. Normal saja baik-baik saja,” jelasnya. (eko)
Diskusi tentang ini post