SATELITNEWS.COM, LEBAK—Keterbatasan fisik tidak menghalangi Saidi Pratama untuk berkreasi. Warga Kampung Cikeuyeup, Desa Gunung Anten, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, mampu mengubah tempurung batok dari limbah kelapa menjadi pundi-pundi rupiah meski anggota tubuhnya tidak sempurna.
Hasil jerih payahnya tersebut menjadi salah satu cara agar bisa bertahan hidup di tengah kondisi kedua jari tangannya usai di amputasi akibat kecelakaan kerja. Namun perjalanan pemuda berusia 30 tahun agar bisa terampil dalam membuat kerajinan dari limbah kelapa itu tidak mudah.
Ia harus sabar dan terus giat belajar agar karya seninya itu bisa dilirik konsumen. Berbekal kegigihan dan kesabaran serta doa dan dukungan orang tua serta keluarga, pemuda tanpa kedua lengan jarinya itu berhasil menciptakan berbagai pernak-pernik cantik yang bernilai ekonomis.
Soal harga dirinya tidak memberikan patokan setiap kerajinan yang dibuatnya, dia mengaku iklas dibayar berapapun oleh pemesan. “Saya enggak ngasih harga, gimana yang ngasihnya aja dari pemesan, ya ada yang ngasih Rp 5 ribu, Rp 10 ribu bahkan hingga Rp 25 ribu per pcs. Sebab kata mereka, membuat kerajinan ini tidak mudah dan tidak selesai dalam satu hari,” kata Saidi, Selasa (17/12/2024).
Unuk mendapatkan bahan baku, Saidi yang sudah tidak memiliki jari lengan sejak 2017 akibat kecelakaan kerja tidak mengeluarkan modal. Cukup berjalan kaki menyusuri kebun milik orang warga. Mengandalkan ujung kedua lengannya satu persatu tempurung batok kelapa yang masih diselimuti serabut dia kumpulkan lalu dimasukkan ke kantong plastik yang dibawanya.
Limbah kelapa itu kemudian dikupas, digergaji, dibersihkan, dikerik diukir sesuai kebutuhan, dan dihampelas menggunakan mesin yang dimilikinya. Ia mengaku, selain kesulitan dari sarana pendukung, pada awal-awal dirinya kesulitan dalam mengukir pernak-pernik lantaran minimnya keahlian.
“Tahun 2019 saya nyoba-nyoba bikin gelas itu enggak cukup 2-3 hari, enggak selesai. Kalau sekarang bisa 1 sampai dua gelas berhasil dibuat. Selain gelas, ada asbak, viva rokok, gantungan kunci, celengan bahkan kursi bahan bambu,” tuturnya.
Dengan segala kekurangannya, Saidi punya harapan besar yaitu menjadi orang sukses seperti masyarakat lainnya. Dan dirinya pun tak menampik pemerintah atau ada dermawan yang bisa membuat usahanya berkembang.
“Mudah-mudahan kedepan ada sedikit sentuhan untuk modal dari masyarakat maupun program pemerintah. Semoga disabilitas difasilitasi, karena kami (disabillitas) ingin bergerak maju seperti masyarakat normal lainnya,” tandasnya. (mulyana)
Diskusi tentang ini post