SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Mata uang rupiah terus melemah terhadap Dolar AS. Untuk 1 USD berada pada level Rp 16.254, turun 0,98 persen dibanding penutupan perdagangan kemarin ke level Rp 16.244 per dolar AS.
Mata uang Asia lain juga takluk atas dolar AS. Dolar Hong Kong minus 0,02 persen, yen Jepang merosot 0,02 persen, yuan China jatuh 0,02 persen, won Korea Selatan turun 0,73 persen, baht Thailand minus 0,30 persen, serta ringgit Malaysia anjlok 0,74 persen.
Indeks dolar AS terhadap mata uang saingannya melemah 0,22 persen ke level 107,76. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro melemah 1,20 persen ke level Rp 16.850, terhadap poundsterling Inggris minus 1,09 persen ke level Rp 20.442 dan terhadap dolar Australia melemah 1,09 persen ke level Rp 10.109.
Analis Pasar Uang dan Komoditas, Ariston Tjendra mengatakan, pasca BI menahan suku bunga acuan di level 6 persen, Bank sentral AS itu memangkas suku bunganya, 25 basis poin di bulan Desember 2024. The Fed juga mengeluarkan pernyataan yang sudah diduga pasar. “Bahwa The Fed bakal menahan suku bunganya dalam waktu lama setelah tahun ini. The Fed memberikan sinyal penundaan pemangkasan suku bunga,” katanya, Kamis (17/12/2024).
Sinyal penundaan itu disebabkan data-data ekonomi AS yang cukup positif belakangan ini. Data inflasi juga menunjukkan kondisi yang sulit turun. “Sinyal itulah yang membuat dolar AS bergerak menguat. Rupiah pun diprediksi bergerak melemah lagi terhadap dolar AS,” ucap Atiston. Ia memproyeksi, nilai tukar rupiah bergerak melemah di kisaran Rp 16.100 per dolar AS hingga Rp 16.150 per dolar AS. Dengan potensi support di kisaran Rp 16.050 per dolar AS. (rm)
Diskusi tentang ini post