SATELITNEWS.COM, TANGERANG–Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kantor perwakilan Provinsi Banten mencatat angka stunting di Provinsi Banten pada tahun 2024 mencapai 13,27 persen atau 283.250 Keluarga Resiko Stunting (KRS).
Kabupaten Pandeglang menjadi wilayah dengan persentase KRS tertinggi, yakni 22,17% atau 50.882 keluarga, diikuti oleh Kabupaten Lebak dengan 19,20% (48.430 keluarga) dan Kabupaten Serang dengan 16,63% (48.754 keluarga).
Kota Serang mencatat 14,15% atau 18.421 keluarga, disusul oleh Kota Cilegon dengan 14,01% (11.636 keluarga). Sementara itu, wilayah dengan persentase KRS di bawah rata-rata provinsi meliputi Kabupaten Tangerang 8,69% (34.313 keluarga), Kota Tangerang Selatan 9,04% (18.876 keluarga) dan Kota Tangerang 11,81% (51.938 keluarga)
Kepala BKKBN Provinsi Banten Rusman Efendi mengatakan, untuk mempercepat penurunan stunting, pihaknya bersama Pemprov Banten menggelar kegiatan Kemitraan Pentahelix dalam Pelaksanaan QUICK WIN Percepatan Penurunan Stunting.
“Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam mengatasi tantangan stunting di Provinsi Banten,” ujarnya, Selasa (24/12/2024).
Dikatakan Rusman, data itu menegaskan jika perlunya fokus intervensi di wilayah dengan risiko tinggi, terutama di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak, untuk menekan angka stunting secara signifikan.
“Sebagai bagian dari upaya strategis, kami meluncurkan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting, sebuah inisiatif yang mengedepankan semangat gotong royong melalui pendekatan Pentahelix,” ujarnya.
Program itu, lanjutnya, pertama kali diperkenalkan oleh Menteri Wihaji pada 5 Desember 2024, di Danau Cipule, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Fokus program ini adalah intervensi nutrisi dan non-nutrisi untuk membantu keluarga berisiko stunting, meliputi bantuan Nutrisi, penyediaan makanan kaya protein hewani berbasis pangan lokal dan Bantuan Non-Nutrisi, peningkatan akses sanitasi, penyediaan rumah layak huni, air bersih, serta edukasi kesehatan kepada keluarga risko stunting.
“Gerakan ini mengajak seluruh pihak untuk menjadi Orang Tua Asuh bagi keluarga berisiko stunting,” jelasnya.
Sasaran program itu meliputi ibu hamil, ibu yang memiliki baduta/menyusui, baduta (0-23 bulan) dari keluarga miskin yang berisiko stunting.
“Tujuan utamanya adalah terwujudnya generasi yang sehat, cerdas, kuat, dan tidak stunting, meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat dalam pencegahan stunting,” tutupnya. (luthfi)
Diskusi tentang ini post