SATELITNEWS.COM, SERANG – Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Serang, memastikan ke depan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Serang, akan menggalang kerja sama antar daerah penghasil komoditas, ketika harganya naik. Ini sebagai upaya, untuk mencegah terjadinya inflasi.
Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Serang, Febrian Ripera mengatakan, daerah daerah yang menjadi penghasil komoditas antara lain ada Brebes Jawa Tengah penghasil Bawang Merah, kemudian Jakarta dan Tangerang sebagai daerah yang terdapat Pasar Induk.
”Nanti kita akan ambil baik dari Jakarta, Tangerang, kalau memungkinkan kita adakan kerja sama antar daerah dari Kabupaten Serang dengan Jakarta Pusat. Lalu bawang merah kerja sama dengan Brebes, kalau komoditas-komoditas ini memang terindikasi naik kita coba ambil suplai dari sana,” kata Febrian, Kamis (26/12/2024).
Adapun untuk intervensi lainnya, kata Febrian, pemerintah juga akan mencoba memberikan subsidi ongkos angkutnya dari Bank Indonesia (BI) Perwakilan Banten.
”Ini sebagai upaya untuk mencegah terjadinya inflasi. Intinya untuk mengantisipasi kenaikan harga, tapi bukan hanya di Kabupaten Serang, juga terjadi di daerah-daerah lain,” tuturnya.
Febrian juga menuturkan, berdasarkan hasil peninjauan Pasar yang dilakukan pihaknya belum lama ini di Kecamatan Petir, pada libur natal dan menjelang tahun baru ini ada beberapa komoditas seperti bawang merah, bawang putih, cabai merah, dan cabai rawit hijau mengalami kenaikan.
“Setelah berdialog dengan para pedagang ada beberapa komoditas yang naik. Tapi kalau harga daging ayam, daging sapi masih stabil, telur hanya naik sedikit,” tandas Febrian.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskoumperindag) Kabupaten Serang, Titi Purwitasari, sebelumnya juga mengungkapkan sejumlah kebutuhan pokok terjadi kenaikan, antara lain telur ayam hingga mencapai Rp32.000 per kilogram di pasaran dari sebelumnya Rp27.000 per kilogram.
“Situasinya untuk telur ayam, stok di pedagang Pasar Baros dan Petir cuma ada sedikit, paling satu kotak sampai dua kotak. Tapi nanti akan coba konfirmasi ke Gizindo, dia kan peternakan besar,” kata Titi.
Kemudian minyak kita, juga saat ini sudah tidak ditemukan lagi ada yang menjual sesuai harga eceran tertinggi (HET) perliter yaitu Rp15.000 per liter. Pedagang justru, menjual dengan harga Rp17.000 per liter.
Selain itu yang mengalami kenaikan yaitu, cabai sebesar 16,7 persen. Namun untuk cabai memang setiap akhir tahun selalu mengalami kenaikan. Untuk kenaikan cabai ini penyebabnya, cuaca buruk yang menghambat distribusi. (sidik)
Diskusi tentang ini post