SATELITNEWS.COM, TANGSEL-Jembatan penyebrangan orang (JPO) di Jalan Ir. H. Juanda, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kini telah dipasangi garis polisi. Para pejalan kaki dilarang menggunakan fasilitas yang viral di media sosial (medsos) Instagram tersebut.
“Baru ditutup itu kemarin semenjak ramai kemarin. Mungkin takutnya jeblos kalau dilewati karena sudah kropos,” ujar Edi Mulyadi, salah satu warga ditemui dekat lokasi, Minggu (29/12).
Diketahui, JPO yang berada dekat dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah ini viral setelah sebuah vidio diunggah oleh seorang pengguna tiktok dengan akun @rwayxaa. Ia memposting video yang menunjukan kondisi jembatan tersebut.
Dalam vidionya bahkan dirinya menyebut itu merupakan fasilitas pelatihan melalui jembatan Shiratal Mustaqim. Sepanjang video ia tidak berhenti mengatakan perkataan satir terhadap kondisi jembatan. Kata dia, orang yang ingin lewat harus memiliki iman, iksan, istiqomah, istighfar dan istikharah.
Pantauan di lokasi, pada Minggu (29/12) nampak JPO berwarna biru itu dalam kondisi telah terpasang garis polisi. Garis berwarna kuning dipasang membentang pada kedua sisi JPO. Apabila memaksa ingin menggunakannya, penjalan kaki wajib konsentrasi selama menyeberang melalui jembatan.
Pasalnya, selain atap yang jebol, tiang pagar hancur, struktur badan dan lantai jembatan begitu memperihatinkan mulai dari berkarat hingga berlubang. Nampaknya, jembatan itu sudah lama tidak dilakukan perbaikan maupun pemeliharaan.
Mau tidak mau, tidak amannya akses vital itupun membuat para pengguna jalan was-was setiap ingin menyebrang jalan. Jika melewati JPO akan dihantui dengan lantai yang seketika waktu bisa roboh, sedangkan melewati jalan raya tidak kalah berbahaya akibat dari mobilitas kendaraan.
Anisa (26) salah satu pengguna JPO mengaku keberadaan fasilitas ini membantunya. Tetapi kondisinya sekarang membuat dirinya takut. Untuk itu, ia berharap agar segera dilakukan perbaikan.
“Sebagai pengguna saya merasa terbantu dari pada harus menyebrang di jalan raya, tapi jujur takut juga kalau begini. Lantainya bolong di tengah, keropos, dan ada tiang yang mulai lepas. Semoga segera diperbaiki ataupun dibangunkan yang baru dekat sini,” ucapnya.
Kapolsek Ciputat Timur, Kompol Kemas Arifin menyampaikan bahwa pihaknya memang dengan sengaja memasang garis polisi sejak Jumat (27/12) lalu. Menurutnya, pemasangan itu untuk meminimalisir risiko yang terjadi.
“Kemarin hari Jumat yg digaris polisi itu gabung Dishub. Karena bahaya,” jelasnya.
Kemas melanjutkan, pihaknya tidak mengetahui pasti sampai kapan garis polisi dipasang. Yang jelas, selama tidak ada perbaikan maka disarankan untuk tidak mengaksesnya.
“Tergantung dinas terkait sudah diperbaiki. Karena bahaya,” pungkasnya. (eko)
Diskusi tentang ini post