SATELITNEWS.COM. SERANG–Situasi kunjungan wisata di Provinsi Banten di libur akhir tahun 2024 mengalami penurunan. Hal itu diduga disebabkan dari beberapa faktor, salah satunya yakni karena faktor cuaca.
Hal itu seperti disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten, Tri Nurtopo. Dirinya menjelaskan, bahwa hingga saat ini, kunjungan di wisata di tanah jawara masih rendah.
Dia memaparkan, bahwa faktor cuaca yakni hujan yang disertai angin kencang di lokasi wisata diduga menjadi salah satu penyebab masyarakat masih menahan diri berwisata di pantai-pantai Banten.
Tri Nurtopo yang juga Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Banten itu juga menuturkan bahwa selain kunjungan wisata yang menurun. Lalu lintas kendaraan pun mengalami fenomena yang sama yakni mengalami penurunan hingga empat persen.
“Ya, mudah-mudahan kita besok (hari ini, red), cuaca agak bagus ya. Berapa hari ini, walaupun cuaca agak bagus, tapi data yang kami terima, baik lalu lintas maupun kunjungan wisata, terjadi penurunan,” jelasnya, Senin (30/12).
“Secara umum belum tahu (faktor penyebabnya, red), tapi kemungkinan ada pilihan lain dari masyarakat (selain ke pantai, red). Kedua, mungkin ya masalah cuaca ya, karena cuaca juga berapa hari ini kan, terus ada informasi dari BMKG, cuaca ekstrim kan sampai akhir tahun 2024,” lanjutnya.
Tri mengaku bahwa untuk saat ini, jumlah kunjungan wisatawan ke beberapa lokasi wisata alam di Banten meleset dari apa yang pihaknya perhitungkan.
“Jadi tidak seperti yang kita perhitungkan selama ini,” ucapnya.
“Dan lalu lintas yang ke arah sana (lokasi wisata, red), kita tidak melakukan rekayasa lalu lintas dan manajemen lapangan, jadi masih normal lama saja,” lanjutnya.
Namun, Tri juga mengaku bahwa masih berharap pada beberapa hari ke depan. Dimana, pada tanggal 31 Desember 2024 dan 1 Januari 2025, tempat-twmpat wisata di Banten bisa mengalami lonjakan kunjungan.
“Ini karena kita masih berharap masih ada orang kunjungan kewisata, itu tanggal 31 (Desember 2024, red) sampai tanggal 1 (Januari 2025, red), mudah-mudahan masih ada peningkatan,” paparnya.
Dengan situasi cuaca yang saat ini masih kerap dihiasi hujan dan angin kencang. Tri mengimbau agar masyarakat yang akan berkunjung ke destinasi wisata alam seperti pantai untuk dapat menghindari ombak air laut yang saat ini cukup tinggi.
“Kalau mau berwisata di pantai jangan dekat ke air gebasannya (ombak, red) gitu ya. Karena cuaca ekstrem tadi. Karena jangan sampai, orang makin ke tengah (laut, red) terpancing, akhirnya hilang,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II, Hartanto menjelaskan, bahwa berdasarkan analisis dinamika atmosfir, terdeteksi adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia selatan Jawa yang menyebabkan perubahan arah angin serta perlambatan kecepatan angin. Kondisi ini meningkatkan potensi terbentuknya awan hujan dan angin kencang di sejumlah wilayah Jawa, termasuk Banten. Pola pertemuan massa udara di Banten, ditambah dengan aktivitas gelombang ekuator (Gelombang Rossby, Kelvin, dan Low Frequency), memperbesar kemungkinan terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang di sebagian wilayah Banten.
“BBMKG Wilayah II memprediksi cuaca di Banten pada tanggal 30 – 31 Desember 2024 wilayah kabupaten Serang bagian Barat dan Selatan, kabupaten Pandeglang bagian Selatan dan Barat, kabupaten Lebak bagian Selatan dan Timur, serta kota Cilegon masih berpotensi hujan ringan hingga sedang,” jelasnya.
Memasuki awal tahun, lanjutnya, potensi hujan ringan hingga sedang diperkirakan berlanjut di wilayah kabupaten Serang bagian Utara, kabupaten Pandeglang bagian Barat, kabupaten Lebak bagian Selatan dan Timur, kota Cilegon, kota Tangerang Selatan, serta kabupaten Tangerang bagian Selatan. Selain itu, tinggi gelombang diperkirakan mencapai 1,25–2,5 meter (kategori Moderate Sea) di Selat Sunda bagian Utara, Selat Sunda Barat Pandeglang, Perairan Selatan Pandeglang, dan Perairan Selatan Lebak.
Oleh karenanya, dirinya mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan genangan air, terutama di wilayah rawan bencana hidrometeorologi.
“Masyarakat dapat memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, website https://cuaca.bmkg.go.id, dan media sosial @bmkgwilayah2. Informasi akan terus diperbarui sesuai perkembangan cuaca terbaru,” tegasnya. (mpd/bnn)
Diskusi tentang ini post