SATELITNEWS.COM, LEBAK—Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Cabang Banten menggelar bakti sosial pengobatan gratis kepada masyarakat suku adat Baduy di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Minggu (5/1/2025). Tidak hanya diberi pengobatan, warga Baduy juga diberikan pemahaman bagaimana cara untuk meminimalisir dan kepada siapa ketika mengidap penyakit tersebut dalam pengobatannya.
Ketua PAPDI Banten Ahmad Mekah mengatakan baksos ini merupakan bagian dari misi visi PAPDI Banten untuk mengabdikan diri kepada masyarakat melalui jalur dengan pengobatan gratis. “Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian dari PAPDI untuk memberikan pelayanan kesehatan. Jadi bukan hanya saja dokter spesialis berkutat pada ilmiah tapi bidang sosial kepada masyarakat,” kata Ahamd kepada wartawan, di lokasi.
“Kita memilih Desa Kanekes (Baduy) alasannya kami ingin membantu masyarakat yang memang akses pelayanan masih tergolong sedikit terisolir, sehingga kami ingin mengoptimalkan membantu dalam bidang penyakit dalam,” kata Ahmad.
Jenis-jenis pemeriksaan yang dilakukan PAPDI, mulai dari fisik, penunjang lab, mendiagnosa penyakit dan memberikan terapi pengobatan, serta edukasi tenang penyakit dalam. Penyakit-penyakit yang dialami masyarakat Baduy menurut Ahmad, medan wilayah Baduy banyak menanjak terjal, terkadang kekuatan sendi pun terbatas seiring bertambahnya usia, atau obesitas (kegemukan) atau penyakit turunan yang memang sudah ada bakat sendi dan itu mudah mengalami peradangan terhadap sendinya, sehingga itu yang menjadi dasar PAPDI memberikan pelayan serta mengedukasi kepada masyarakat baduy.
“Sebelumnya kami telah mempelajari beberapa (penyakit warga Baduy) terbesar atau teratas di Desa Kanekes ini, memang banyak yang mengalami hipertensi Osteoarthritis terhadap sendi dan banyak penyakit asam urat, itulah yang kita coba membantu memberikan pelayanan atau meringankan beban penyakit masyarakat Desa Kanekes dan juga memberikan layanan kesehatan lainnya,” tandasnya.
Ketua Umum PB PAPDI dr. Sally A. Nasution, mengungkapkan, pengobatan ini merupakan rangkaian kegiatan dari PAPDI, di seluruh Indonesia PAPDI memiliki 39 cabang dengan jumlah anggota sebanyak 5800 yang tersebar dari Sabang sampai Marauke. Dan cabang masing-masing mempunyai kegiatan, selain ilmiah kegiatan baksos merupakan kegiatan rutin yang dilakukan di masing-masing cabang dengan tujuan teman-teman itu bukan berkembang di dunia kedokteran saja tapi ilmu yang dimiliki bisa diaplikasikan kepada masyarakat langsung.
“Ini merupakan salah satu pengabdian, edukasi tentang penyakit dalam seperti Diabetes, asam urat, darah tinggi dan lainnya. Ini semua bagian cara kami untuk bisa mengaplikasi ilmu kepada masyarakat,” tutur Sally. (mulyana)
Diskusi tentang ini post