SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG—Warga Kabupaten Pandeglang berbondong-bondong mendatangi lokasi tes uji cepat atau rapid tes antibodi berkonsep layanan tanpa turun (Lantatur). Layanan drive thru ini berlangsung di depan Masjid Agung Ar-Rahman Pandeglang, Rabu (8/7). Uji cepat yang digelar Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten itu, bakal berlangsung selama lima hari. Ada 1.000 alat tes uji cepat disiapkan setiap harinya.
Pantauan di lokasi, warga nampak antusias mengikuti tes uji cepat gratis di hari pertama, yang dimulai sejak pukul 08.30 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Bahkan mereka mengaku berinisiatif untuk mencoba tes uji cepat tersebut. Dia tidak khawatir serta takut, walau belakangan ini banyak isu yang menganggap rapid tes itu menakutkan.
Salah seorang peserta uji cepat, Ina mengaku, sengaja datang untuk mengetahui hasil dari pemeriksaan tersebut. Dia tidak khawatir apabila nantinya hasil uji cepat dinyatakan reaktif, sebab dia yakin saat ini tubuhnya sedang sehat.
“Tidak khawatir, karena kami sehat kenapa tidak? Dan saya juga biar tahu hasilnya bagaimana. Tidak sakit, biasa saja. orang kan selama ini takut bukan karena sakit, tapi karena takut khawatir positif. Padahal ini buat antisipasi biar penyebarannya semakin sedikit,” kata Ina usai dirapid tes.
Ina pun menyambut baik layanan uji cepat Lantatur itu karena gratis, sehingga tidak perlu mengantre di rumah sakit. “Enak kaya gini, jadi kami tidak perlu antre di rumah sakit. Bahkan kami bisa ikuti tes cuma-cuma. Bagus biar memperkceil penyebaran juga,” tambahnya.
Senada, pria paruh baya asal Desa Cempaka Warna, Kecamatan Sindangresmi, Waluyo mengaku, mengikuti tes uji cepat untuk ingin mengetahui penyebaran Covid-19. Menurutnya, selama menjalani aktivitas berkebun dan bercocok tanam di sawah, dia tidak merasakan adanya persoalan gangguan kesehatan.
“Saya tinggal di zona hijau. Aktivitas hanya ke kebun dan sawah, jadi tidak ada dampak apa-apa. Jadi tidak ada kekhawatiran,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kabupaten Pandeglang, Raden Dewi Setiani mengungkapkan, selama lima hari, pemerintah menargetkan 5.000 orang bisa berpartisipasi. Katanya, tes uji cepat itu untuk memitigasi risiko penyebaran Covid-19 di Pandeglang. Apalagi kini Pandeglang sudah dikategorikan zona orange.
“Semoga ini bisa memitigasi risiko sedini mungkin, karena kami khawatir ini seperti fenomena gunung es. Lebih baik mengetahui dari awal daripada keluarga nanti terjangkit,” katanya.
Dewi menjelaskan, uji cepat itu bisa diketahui hasilnya setiap hari. Dari hasil itu, nantinya pemerintah akan menindaklanjuti dengan tes uji usap, apabila ditemukan adanya peserta yang reaktif. Bukan hanya itu, hasil uji cepat tersebut juga dapat digunakan masyarakat, ketika akan melakukan perjalanan yang membutuhkan hasil uji cepat sebagai persyaratan.
“Untuk hasil kegiatan rapid tes ini bisa didapati setiap hari. Nanti kami akan rekap, mana yang harus ditindaklanjuti mana yang tidak. Semoga banyak yang negatif,” tambahnya.
Dewi berharap, masyarakat bisa memanfaatkan layanan tersebut demi mencegah penyebaran Covid-19. Apalagi layanan yang akan berakhir Selasa pekan depan itu tidak dipungut biaya sama sekali.
“Ini adalah skrining awal dan ini harus dimanfaatkan bagi warga karena ini gratis selama lima hari hingga pekan depan,” tandas wanita berkacamata ini. (nipal/aditya)
Diskusi tentang ini post