SATELITNEWS.COM, TANGSEL—Sejumlah keluhan muncul dari warga Perumahan Reni Jaya, RT 02 RW 06, Pondok Benda, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Keluhan itu merupakan dampak pencemaran lingkungan dari tempat pembuangan sampah ilegal di wilayahnya.
Pencemaran yang dimaksud cukup beragam mulai dari kondisi air sumur warga tercemar, banyak warga yang terkena penyakit ISPA akibat pembakaran sampah dan penyakit demam berdarah.
Hal tersebut diakui oleh salah satu warga yakni Sumarna (70). Wanita paruh baya itu mengaku air sumur di rumahnya telah tercemar yang ia duga disebabkan oleh limbah sampah yang mengendap ke dalam tanah.
Alasan itu dirasa cukup kuat. Pasalnya, sampah menumpuk sudah puluhan tahun sehingga air lindi bisa saja meresap ke dalam tanah. Apalagi, kata Sumarna, sebelumnya air tidak berbau dan berminyak.
“Sumur saya dulu bagus airnya, sekarang tidak bisa dipakai. Berminyak, kena baju aja pada hitam. Mungkin karena menyerap air sampahnya. Sekarang jadi saya ngga pakai airnya,” ujarnya saat ditemui, Senin (14/1).
Sumarna mengatakan, dampak yang juga ia rasakan yakni aroma tidak sedap dari tumpukan sampah di lahan yang dulunya merupakan empang. Kata dia, walaupun lokasinya berada dibeda RT, warganya yang paling merasakan dampaknya.
“Rumah saya paling dekat, bau banget. Saudara saya aja ngga mau ada yang datang, ngga mau pada datang, katanya rumah bau sampah,” jelasnya.
Warga lainnya, Wisnu menyebut bahwa adanya dampak tersebut tidak diindahkan oleh pemilik lahan. Ia menyadari betul walaupun tanah itu milik pribadi, jika sudah mengganggu lingkungan harus ditertibkan.
“Kami aja sebagai warga yang terdampak tidak pernah diajak ngobrol, minta ijin, atau apa gitu. Walaupun itu memang tanah mereka, tapi kalau sampai mengganggu lingkungan kan ada undang-undang-nya, ngga boleh,” jelasnya.
“Masalahnya, warga sini rata rata diatas 50 tahun, saya aja sudah mau 70 bapak 80 tahun. Jadi kalau kayak kasus di depok warganya berani. Kami sudah sepuh mau demo bagaimana, jadi kami pakai jalur bersurat, lapor DPRD, dan lainnya,” sambungnya.
Belum lagi, kata dia, lahan tersebut menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk demam berdarah yang menyebabkan sejumlah warga terjangkit DBD.
“Baru pulang itu satu keluarga kena DBD. Sekarang kita repot, mau kita fogging, nanti salah. Air yang tertampung kan jadi wadah buat bertelur,” katanya. (eko)
Diskusi tentang ini post