SATELITNEWS.COM, TANGSEL—Suhanda (54) seorang petani cabai di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengaku hasil panennya anjlok hingga 50 persen akibat cuaca buruk. Kondisi cuaca yang tidak menentu membuat tanaman tidak tumbuh secara maksimal.
“Cuaca yang tidak menentu, dengan curah hujan yang tinggi, membuat cabai saya tidak tumbuh optimal. Buahnya jadi kecil, tidak rata, bahkan ada yang keriting,” ujar Suhanda saat ditemui di kebun cabai di wilayah Ciater, Selasa (14/1).
Selain cuaca buruk, hama lalat buah juga menjadi masalah serius. Lalat buah tertarik pada warna cabai dan bertelur, yang menyebabkan buah busuk. Meskipun Suhanda rutin menggunakan pestisida untuk mengusir hama, kerugian tetap tidak bisa dihindari.
“Kendalanya banyak sebenarnya dari lalat buah jadi busuk, terus curah hujan juga tinggi. Dibilang gagal panen juga tidak, cuma dari buahnya aja, awalnya dari cuaca panas cara penyiraman juga kurang jadi kurang air, buahnya jadi kecil tidak rata besar semua, dan jadi keriting,” jelasnya.
Pria yang mengelola lahan seluas 300 meter itu mengaku hasil panen tidak melimpah seperti biasanya. Dalam sekali panen, biasanya ia bisa mengumpulkan 25 kilogram cabai rawit. Namun, kini hanya berkisar setengahnya.
“Panen butuhkan waktu satu minggu dua kali. Sekali panen tidak tentu, bisa sampai 10 hingga 11 kilogram. Biasanya 25 kilogram sekali panen per minggu tapi karena faktor itu jadi berkurang. Sebagian saya jual ke pasar ataupun penampung juga. Tukang makanan. Per kilo jual untuk saat ini sekitar 70 ribu. Jenis rawit merah,” paparnya.
Suhanda mengatakan, cuaca ideal untuk menanam cabai ketika di musim panas. Namun, perawatan rutin juga harus diperhatikan agar tanaman bisa tumbuh subur.
“Efektifnya bisa di musim panas, tidak terlalu basah dan lembab. Dari tanam pohon tiga empat bulan siap panen dari awal tanam. Dari tanam itu sekitar 7 bulan,” katanya.
Sebagai informasi, Suhanda merupakan salah satu petani binaan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Tangsel. Ia dan petani lainnya memanfaatkan lahan kawasan pertanian terpadu di wilayah Ciater. (eko)
Diskusi tentang ini post