SATELITNEWS.COM, TANGSEL—Belasan pasar di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) belum tersertifikasi atau ber-Standar Nasional Indonesia (SNI). Hal itu diungkapkan Analis Perdagangan pada Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tangsel, Ferdian Nuryadi Nugroho.
Ferdian mengatakan, pasar SNI ini mengacu pada peraturan Kementeri Perdagangan Republik Indonesia (RI) nomor 4 tahun 2020 tentang skema penilaian kesesuaian terhadap SNI sektor jasa. Kata dia, dari kurang lebih 12 pasar hanya satu yang ber-SNI yakni pasar Modern BSD.
“Yang sudah ber-SNI yaitu baru pasar Modern BSD,” ujarnya, Senin (20/1).
Walaupun begitu, lanjut Ferdian, pihaknya mendorong beberapa pasar agar tersertifikasi SNI. Dalam hal ini, pihaknya juga berkoordinasi dengan Badan Standarisasi Nasional. Dan nantinya akan diturunkan tim untuk mengecek klasifikasinya sesuai dengan aturan.
“Tapi rencananya kita lagi mendorong dari pasar swasta, yaitu pasar Modern Lapan Alam Sutera untuk mereka ber-SNI. Mereka dengan didatangi tim, mereka akan menilai titik-titik apa, kriteria apa yang harus dipenuhi untuk membangun pasar ber-SNI,” ujar dia.
Menurutnya, banyak kriteria yang harus terpenuhi. Diantaranya mulai dari jumlah pedagang hingga sarana-rasarana yang ada. Untuk pasar yang sudah ada saat ini, harus dilakukan revitalisasi agar segala aspek terpenuhi.
“Iya semua kriteria ada di situ semua. Termasuk jumlah pedagang, termasuk sarana-sarana apa yang harus dipenuhi agar ber-SNI. Untuk ke depan, pasar Ciputat, kita dorong agar ber-SNI. Itu mungkin di tahun 2026,” ucapnya.
“Soalnya tahun ini kan masih direvitalisasi sama dinas bangunan tuh. Kemarin juga dalam revitalisasi tersebut dimasukanlah sarana-prasarana yang harus dipenuhi agar ber-SNI,” imbuhnya.
Menurutnya, biaya menjadi salah satu kendala untuk mewujudkan tiap pasar mempunyai sertifikat SNI. Namun, pihaknya menargetkan agar setiap tahunnya ada satu pasar yang mendapatkannya.
“Memang kendala kita, pasar kita belum ber sni karena kita belum pernah membangun pasar lagi dan membutuhkan biaya mahal untuk membangun sarana-prasarana tersebut. Pengennya setiap tahun satu. Minimal itu setiap tahun satu. Yang sudah mendekati pasar Modern Delapan Alam Sutera, sudah berproses,” jelasnya.
Untuk pasar Modern Delapan Alam Sutera sudah berkisar 75 persen persiapannya. Tim penilaian pun sudah mendatangi lokasi untuk memeriksa sejumlah poin.
“Kalau yang pasar modern ini sudah 75 persen. Kita dampingin juga kesana. Kita ikut rapat terus mereka memang ada poin-poin yang memang sudah termasuk bisa membuat pasar modern ber-SNI. Seperti tadi pembangunan limbah sudah ada, ruang terbuka hijaunya itu ada juga,” ungkapnya.
“Walaupun mungkin di sana tidak ada ruang menyusui, tapi ya, kan ruang menyusui itu salah satu poin yang ada. Jadi poin-poin yang lain itu bisa mengikutkan salah satu poin. Kalau di pasar itu kan, ruang menyusui itu kan agak susah juga, apalagi kalau pasar swasta,” lanjutnya.
Ferdian optimis pada akhir tahun 2025 Pasar Modern Delapan bisa mendapatkan sertifikat tersebut. Sebagai informasi, setidaknya terdata 12 pasar yang menjadi perhatiannya.
Terdapat tiga kategori dari segi pengelolanya, yakni pasar yang dikelola oleh pemerintah, pasar yang dikelola oleh BUMD PT PITS, dan pasar yang dikelola oleh swasta.
Pasar yang dikelola oleh pemerintah diantaranya pasar Ciputat, pasar Cimanggis, pasar Kita Pamulang, pasar Jengkol, dan pasar Gintung.
Untuk pasar yang dikelola oleh BUMD, yaitu Bintaro Sektor 2, pasar Serpong, dan pasar Jombang. Serta, pasar yang dikelola swasta adalah pasar Modern Delapan Alam Sutra, pasar Modern BSD, pasar Modern Bintaro Jaya, pasar Segar Graha Raya. (eko)
Diskusi tentang ini post