SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG – Dinas Pertanian (Distan) Pemprov Banten, selesai melakukan uji laboratorium atas fenomena matinya ratusan ayam di Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, beberapa waktu lalu. Hasilnya, kematian ratusan ekor ayam tersebut, karena serangan virus Avian Influenza (AI) atau flu burung.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pelayanan dan Pengujian Veteriner (PPV) Dinas Pertanian (Distan) Banten, Novia Herwandi mengatakan, setelah melakukan uji laboratorium terhadap ayam yang mati mendadak di Kecamatan Cigeulis, diketahui penyebabnya karena terkena viris AI alias flu burung.
“Kita sudah melakukan uji laboratorium, terhadap beberapa ayam yang mati mendadak di Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang. Hasilnya, positif terkena AI atau flu burung. Kita juga sudah sampaikan hasilnya kepada Dinas Pertanian Pandeglang,” kata Novia, Kamis (23/1).
Dia mengatakan, pihaknya akan melakukan uji lab lanjutan ke tingkat Pusat, guna memastikan hasil sementara tersebut. Saat ini, sampel tersebut telah dibawa oleh petugasnya guna memastikan dugaan sementara tersebut.
“Walaupun sudah ada dari kita hasil uji lab, tetapi kita kembali kirimkan sampelnya ke Pusat untuk memastikan hasilnya. Tetapi hasil sementara dari uji lab, ya karena flu burung. Tapi sudah kita sampaikan ke Dinas Perikanan Pandeglang, biar mereka yang menyampaikan,” tambahnya.
Dia mengimbau kepada masyarakat yang memiliki unggas, agar melakukan karantina dan membakar ayam yang sudah mati. Tindakan itu harus dilakukan, sebagai upaya memutus rantai penyebaran flu burung.
“Harus di karantina, dibakar, dikubur, jangan dibuang di sungai bangkainya, karena hal itu akan menyulitkan atau menyebarkan virus kemana-mana. Masyarakat juga harus menggunakan masker, ketika berinteraksi dengan ayam dan mencuci tangan sampai bersih,” tuturnya.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Pandeglang , M. Nasir belum bisa berbicara banyak mengenai perkembangan kasus tersebut. Oleh karena, pihaknya masih menunggu hasil uji lab.
“Belum, belum ada. Kita masih menunggu hasil uji laboratorium dulu, belum, kita belum menerima hasil uji labnya,” kata Nasir, singkat.
Sebelumnya diberitakan, warga Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang,digegerkan oleh fenomena ratusan ayam mati mendadak selama satu pekan terakhir. Hingga saat ini, pihak Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Pandeglang masih terus melakukan penanganan.
Dokter hewan Puskeswan Pembantu Cibaliung, Binarta mengatakan, ratusan ayam yang mati mendadak terjadi di tiga desa di Kecamatan Cigeulis. Ketiga desa itu yakni, Desa Tarumanegara, Ciseureuheun, dan Desa Karangbolong.
“Kemarin untuk Kampung Cipeuteuy, Desa Ciseureuheun, dalam seminggu terakhir ada seratusan ekor lebih ayam dari total populasi seribu ekor, kalau ditiga desa bisa mencapai 300 ekor lebihan, karena kolega kita mendapatkan jumlah yang sama,” katanya, Minggu (19/1/2025).
Ditanya terkait penyakit yang menyebabkan kematian ratusan ayam secara mendadak itu, dia mengaku pihaknya belum bisa mengambil kesimpulan, karena masih menunggu hasil uji laboratorium terlebih dahulu.
“Kalau dari gejala di bangkai hewan yg mati itu gejalanya pembengkakan diarea kepala, perubahan warna dikepala dan dada lebih kepada keunguan. Kematian itu biasanya karena ada pendarahan dibagian dalam. Dari informasi warga juga dihari sebelumnya tanpa gejala, tahu-tahu sehari kemudian mati,” terangnya.
“Untuk viris ada dua kemungkinan, bisa AI (Avian Influenza atau flu burung), bisa juga ND (Newcastle Disease atau tetelo), karena kedua jenis virus menyebabkan penyakit mendadak, kami masih menunggu hasil Lab,” sambungnya.
Binarta mengaku, pihaknya telah melakukan beberapa upaya agar masyarakat bisa hati-hati dan ikut membantu mencegah penyebaran virus tersebut. Diantaranya dengan segera melakukan karantina terhadap hewan yang mengalami gejalan sakit.
“Kemarin saat tiba dilokasi, tim Puskeswan melakukan penyuluhan kepada masyarakat setempat, kami sosialisasikan apabila ada hewan mereka yang muyung atau sakit, harap dikarantina atau diisolasi, khawatirnya dibiarkan bebas menular ke ayam lain,” katanya.
“Kami juga menyampaikan apabila menemukan bangkai harap dibakar jangan dibuang ketempat sembarangan seperti sungai atau kali karena bisa menyebar melalui aliran air dan akan semakin sulit diatasi. Kami juga menginformasikan untuk sementara ini meminimalisir bersentuhan dengan ayam yang sekiranya sakit, apabila terlanjur segera cuci tangan sampai bersih,” tutupnya. (adib)
Diskusi tentang ini post