SATELITNEWS.COM, SERANG – Di tengah gempuran duren ‘sebrang’ yang membanjiri pasaran, kualitas durian lokal ternyata lebih menjanjikan kepuasan tersendiri, baik dari tekstur, rasanya, maupun harganya yang cukup terjangkau dan bersaing.
Ada banyak jenis durian lokal yang bisa menjadi referensi seperti Bawor, si Radio yang kenikmatan dan kelegitannya sudah melegenda. Lalu ada juga varietas-varietas baru, yang dikembangkan secara mandiri oleh para petani durian lokal.
Roib (32), seorang petani durian asal Kampung Bojong Sayar, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, Banten, mengaku sudah lama mengembangkan berbagai varietas jenis durian baru. Varietas yang dikembangkannya itu, merupakan hasil dari perkawinan silang yang dilakukan secara coba-coba.
“Induknya dari pohon durian lokal juga. Kita lakukan perkawinan silang, lalu Alhamdulillah tumbuh. Nah, ternyata setelah berbuah, bentuk dan rasanya berbeda,” kata Roib, Selasa (28/1/2025).
Karena menghasilkan rasa dan bentuk yang berbeda, Roib kemudian berinisiatif memberikan nama baru. Ada yang ia beri nama si Belimbing, karena bentuknya hampir menyerupai Belimbing. Lalu si Melon, karena bentuknya bulat layaknya buah Melon. Kemudian, ada juga si Tangkil yang bentuknya bulat lonjong.
Kemudian ada juga si Sukun, karena bentuk dan rasanya hampir menyerupai buah sukun, pulen, halus, legit dan rasa manisnya yang lembut, sehingga tidak menimbulkan efek pusing meskipun dikonsumsi cukup banyak.
“Yang menjadi kelebihan lainnya, adalah daging duriannya yang tebal dan bijinya sangat kecil dan tipis,” ujarnya.
Menurut Roib, durian si Sukun memang menjadi andalan dan banyak diburu oleh masyarakat, karena rasanya yang mantap ditambah dengan bijinya yang sangat kecil. Meski demikian, durian jenis lainnya juga tidak kalah enaknya hanya saja bijinya sama dengan kebanyakan durian pada umumnya.
Misalnya si Belimbing, yang mempunyai tekstur lembut, kering dan memiliki rasa manis yang cukup kuat. Bagi yang suka dengan rasa durian yang strong, si Belimbing cocok menjadi pilihan. Tapi bagi penikmat durian ‘santai’, harus bisa membatasi.
“Kalau mau yang manisnya lembut, bisa memilih si Melon atau si Tangkil. Keduanya, hampir memiliki rasa yang sama. Hanya saja kalau si Tangkil lebih kering, sedangkan si Melon lebih basah. Kadar airnya lebih banyak,” paparnya.
Berdiri di atas lahan sekitar 600 meter persegi, puluhan pohon durian Roib tahun ini sudah memproduksi lebih dari ribuan buah yang terjual.
Kendatipun ia tidak membuka lapak, seperti kebanyakan pedagang durian lainnya, namun para pembelinya banyak yang datang ke kebun langsung atau diantar.
“Awalnya memang dari mulut ke mulut. Lalu komunitas, bahkan yang sering pesan juga dari pemerintahan. Kalau mereka ada tamu dari luar atau pusat, biasanya pesen duriannya ke saya,” akunya.
Meski banyak gempuran durian ‘sebrang’, namun Roib sama sekali tidak khawatir pelanggannya akan beralih. Menurut Roib, selama ini dirinya terus menjaga kualitas durian yang ia jual dengan harga yang cukup bersaing. Tidak sampai di situ, kalau ada yang gagal satu biji saja, akan diganti langsung.
“Bila perlu kami antar,” pungkasnya. (luthfi)
Diskusi tentang ini post