SATELITNEWS.COM, TANGERANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang mencatat, sebanyak 5.585 KK yang berada di 8 kecamatan terendam banjir dengan ketinggian dari 30 cm hingga 1,5 meter, Rabu (29/1). Diduga, penyebab banjir dikarenakan hujan deras, saluran air tidak berfungsi, dan meluapnya Kali Prancis Kosambi.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Ligistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Agun Guntara mengatakan, bahwa ada 5.585 KK yang terdampak banjir yang terdiri dari 8 kecamatan di Kabupaten Tangerang. Diantaranya, Kecamatan Kosambi (2.500KK), Pakuhaji (800 KK), Sepatan (340 KK) Sepatan Timur (205 KK), Rajeg (795 KK), Pasar Kemis (440 KK), Mauk (175 KK), Gunung Kaler (330 KK).
“Yang paling banyak, diwilayah Kecamatan Kosambi, mencapai 2.500 KK. Lalu, disusul Pakuhaji 800 KK, Rajeg 795 KK, Pasar Kemis 440 KK, Sepatan 340 KK, Gunung Kaler 330 KK, Sepatan Timur 205 KK, dan Mauk 175 KK,” kata Agun Guntara kepada Satelit News, Rabu (29/1).
Lanjut Agun, selain pemukiman warga ada dua fasilitas umum yang terdampak banjir. Diantaranya SDN 2 Kedung, Desa Kedung Dalem, Kecamatan Gunung Kaler, dan SMPN 1 Gunung Kaler. Selain itu, ada area persawahan seluas 20 hektare yang rusak terendam banjir.
“Selain rumah, terdapat sekolah dan area pertanian juga yang menjadi korban banjir,” katanya.
Menurut Agun, air yang merendam 5.555 KK diwilayah 8 kecamatan tersebut memiliki ketinggian yang sangat beragam. Mulai dari 30 cm, hingga 1,5 meter, dan yang paling terparah berada diwilayah Kecamatan Rajeg dan Pasar Kemis tepatnya di Perumahan Royal Rajeg Residence, Perum Nuansa Mekar Sari 1, Gelam Jaya, dan Villa Tomang Baru yang ketinggian airnya mencapai 1,5 meter.
“Ketinggian air yang paling parah ada di Rajeg dan Pasar Kemis. Tepatnya, di Vila Tomang dan Gelam Jaya mencapai 1,2 meter dan untuk di Perumahan Royal dan Nuansa Mekar Sari mencapai 1,5 meter,” tukasnya.
Agun juga mengatakan, untuk penyebab banjir yang melanda 5.585 KK di Kabupaten Tangerang terdiri dari beberapa hal. Diantaranya, curah hujan tinggi, air Sungai meluap, Turab Jebol, dan saluran air atau got tersumbat.
Seperti diwilayah Kecamatan Kosambi Air Sungai Kali Prancis melaup, lalu di Gunung Kaler Air Sungai Situ Garugak juga meluap. Sementara, di wilayah Kecamatan Rajeg turab sungai dibelakang Perumahan Royal Rajeg dan Nuansa Mekar Sari jebol.
“Sementara untuk wilayah lainnya dikarenakan curah hujan tinggi, dan saluran air yang kecil atau tersumbat. Sehingga, air tidak mengalir dengan normal dna menyebabkan genangan dipemukiman warga,” kata Agun.
Saat disinggung terkait penyediaan pengungsian. Bahwa pihaknya belum mendapat intruksi untuk menyediakan pengungsian, sehingga beberapa masyarakat yang terdampak saat ini mengungsi di rumah-rumah saudara dan tempat ibadah seperti Musholla serta Masjid.
“Kita belum, ada intruksi membuat tenda pengungsian. Tetapi, sebagian masyarakat sudah mengungsi ke rumah saudara dan tempat ibadah seperti Musala serta Masjid,” katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Ujat Sudrajat menambahkan, saat ini BPBD saat ini sedang berproses penyaluran logistik kepada korban banjir. Adapun, logistik yang diberikan kepada masyarakat yang terdampak banjir diantaranya, mie instan, beras, minyak goreng, susu, dan sarden. Selain, itu bantuan obat-obatan juga sedang didistribusikan.
“Logistik dan obat-obatan sedang proses pendistribusian. Saat ini yang sudah didistribusikan adalah wilayah Pasar Kemis, Pakuhaji, Rajeg, dan Sepatan,” katanya.
Ujat berharap, bencana alam banjir yang melanda Kabupaten Tangerang bisa segera surut dan masyarakat bisa kembali menjalani aktivitasnya dengan normal. Dia juga menghimbau kepada masyarakat untuk selalu hati-hati dimusim penghujan ini.
“Semoga banjir bisa segera surut, dan masyarakat untuk selalu hati-hati. Dimusim penghujan seperti ini, bencana alam sangat rawan terjadi,” pungkasnya. (alfian)
Diskusi tentang ini post